KEDIRI | duta.co – Aksi protes sempat mewarnai saat Pilkades digelar di Balai Desa Ngebrak Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri, pada Rabu sore. Penyebabnya, warga kesulitan mendengarkan suara penghitungan suara dan papan perolehan suara menghadap ke arah para calon. Warga sempat mendobrak pintu balai desa, kemudian puluhan personil dari Polres Kediri dan Kodim 0809 diterjunkan untuk membantu pengamanan.
Diikuti tiga calon, masing-masing Mustaji, Abas dan Saeroji merupakan kades telah habis masa jabatannya, awalnya berlangsung lancar sejak pagi dimulai. Namun saat dilakukan penghitungan, warga yang berkumpul di balai desa, merasa kesulitan melihat langsung proses penghitungan. Melihat massa berjumlah banyak, akhirnya aparat gabungan dari Polri dan TNI didatangkan.
Camat Gampengrejo, M. Nizam Subekhi membenarkan atas insiden tersebut namun akhirnya proses penghitungan berakhir hingga pukul 23.00wib. Demikian juga Saeroji, kembali terpilih menjadi kades untuk enam tahun ke depan. Tempat penghitungannya diubah, awalnya dua tempat dijadikan satu tempat sesuai dengan simulasi. Ini sesuai usulan pendukung nomor urut dua, akhirnya panitia mengiyakan dan disepakati semua saksi,” terang kades terpilih.
Harapan pun disampaikan Saeroji, saat dirinya menjabat sempat Kades Ngebrak terkait pendirian pabrik yang tanpa seijin warga setempat serta demo massa karena dugaan menjual aset desa. Namun setelah melalui proses Pilkades, akhirnya dari 2642 yang memiliki hak pilih. Mustaji mendapatkan 280 suara, Abas mendapat 1089 suara, Saeroji mendapat 1258 suara dan 15 suara tidak sah.
Ditemui sebelum pulang dinaikkan mobil K-9 milik Polres Kediri, Saeroji berharap ingin maju bersama-sama dan meneruskan pembangunan desa berdasarkan aspirasi masyarakat. “Kami ingin maju bersama-sama dan akan kita rangkul semua. Sesuai visi misi saya untuk membangun desa, berasal dari aspirasi masyarakat kemudian kita lanjutkan program pembangunan yang telah berjalan ini,” ungkapnya kepada duta.co. (bub/nng)
