Keterangan foto teribunjatim.com

SURABAYA | duta.co – Ada tiga titik kebrutalan oknum pesilat yang melanda Surabaya, Minggu, 23 Januari 2022 pukul 14.10 s.d 20.30 WIB. Pertama, lokasi Jl Raya Manyar Kertoadi No. 1 Surabaya, tepatnya di depan Asrama Haji Embarkasi Surabaya (Ahes). Di sini terjadi perkelahian.

Kedua, lokasi Masjid Haqul Yakin Klampis Semalang, Jl Menurut Pumpungan Kel. Klampis Ngasem Kec. Sukolilo Surabaya. Ini mereka duga sebagai tempat anggota Pagar Nusa, sehingga mereka serang.

Ketiga, lokasi Jalan Dinoyo yang berakibat pada terlukanya tiga korban. Salah satu korban tengah hamil delapan bulan. Mereka adalah, Abdorrochman (26) warga Kampung Malang Kulon Surabaya, luka pada bagian kepala. Farid Fakhrudin (19) warga Wonosari Mulyo Surabaya, luka di kepala. Lalu, Febriyanti (21) warga Jagir Sidomukti, perempuan yang tengah hamil delapan bulan alami kesakitan di punggung bagian belakang.

“Ini sudah kelewatan. Polisi wajib bertindak tegas. Jangan sampai kalah dengan arogansi oknum pesilat,” demikian salah seorang pengurus Lembaga Pencak Silat (LPS) Pagar Nusa (PN) Surabaya, kepada duta.co, Selasa (25/1/22).

Cepat Menyebar

Kabar buruk ini terus beredar lewat media sosial. Kini sejumlah oknum masih harus berada di kantor kepolisian. Sementara sejumlah anggota Pagar Nusa yang menjadi korban, sudah boleh pulang.

“Izin melaporkan Minggu, 23 Januari 2022 pukul 14.10 s.d 20.30 WIB bertempat di Jl Raya Manyar Kertoadi No. 1 Surabaya tepatnya di depan Asrama Haji Embarkasi Surabaya (Ahes) telah terjadi perkelahian antara kelompok PSHT Sdr Moh Afik dan Sdr Ahmad Arifin (pelaku) dengan kelompok Pagar Nusa Sdr. Candra Dwi Hermawan dan Sdr. Imam Efendi (Korban),” demikian kabar tersebut.

“Ini  berujung pengrusakan pagar Masjid Haqul Yakin Klampis Semalang Jl Menurut Pumpungan Kel. Klampis Ngasem Kec. Sukolilo Surabaya. Bahkan ada ibu hamil yang menjadi korban,” demikian tambah kabar media sosial itu yang tertangkap duta.co, Selasa (25/1/22).

Kronologinya: Sekitar pukul 14.10 WIB, diduga sdr Ahmad Arifin dan temannya saudara Muh Afik dari kost Menganti berangkat menuju ke rumah saudaranya yang beralamatkan di Pakuwon City Surabaya. Mereka menggunakan kendaraan R2 berboncengan. Tiba-tiba di Jl. Arif Rahman Hakim berpapasan dengan kendaraan Sdr. Candra (korban), lalu pelaku Sdr. Muh. Afik  berkata ke temannya “mas ada yang melirik aku gak enak sawangane” selanjutnya kedua pelaku putar balik dan mengejar kedua orang tersebut.

Akhirnya sampai di pertigaan Asrama Haji, kedua orang tersebut berhasil dipepet dan pelaku Sdr. Muh. Afik, turun dari sepeda motor dan SDR Candra langsung dipukul oleh SDR Muh Afik terus menerus sampai jatuh dan akhirnya SDR Candra membela diri. Melihat adanya perkelahian tersebut, anggota Polsek Sukolilo yang sedang bertugas di Asrama Haji Sukolilo segera melerai kedua belah pihak dan, selanjutnya diamankan ke Mapolsek Sukolilo.

Aman? Seperti biasa, pukul 19.30 WIB, 17 orang Anggota perguruan PN (Pagar Nusa) bersama Sdr. Alan (pelatih) melaksanakan latihan silat rutin di Halaman Masjid Haqul Yakin Klampis Semalang Jl. Menur Pumpungan Kel. Klampis Ngasem. Tiba-tiba sekitar pukul 20.30 WIB, sekitar 50 orang kelompok yang terduga dari PSHT melintas di depan Masjid Haqul Yakim dengan menggunakan kendaraan R2 dan seketika berhenti serta menghampiri tempat latihan perguruan silat PN.

Seketika itu juga Sdr. Alan menyuruh anak didiknya untuk masuk kedalam Masjid dan menutup pintu gerbang, namun kelompok yang terduga berasal dari oknum PSHT menendang-nendang pagar Masjid hingga mengalami kerusakan atau jebol.

Jangan Terpancing

Melihat kejadian tersebut secara spontan warga Klampis Ngasem berkumpul dan menghampiri kelompok yang terduga dari oknum PSHT, sehingga kelompok itu kabur, selanjutnya warga menghubungi Piket Polsek Sukolilo untuk meminta bantuan pengamanan. Akibat kejadian itu, pagar pintu Masjid rusak (kerugian pembenahan sekitar Rp. 500.000,-).

“Bahwa kejadian perkelahian yang berujung pengrusakan pagar Masjid oleh oknum yang terduga PSHT harus masuk penyelidikan Kepolisian guna menetralisir adanya keributan antar kelompok perguruan pencak silat tersebut demi menjaga kondusifitas keamanan Kota Surabaya,” demikian saran laporan itu.

“Perlu memediasi kedua belah pihak kelompok perguruan pencak silat, baik itu PSHT maupun Pagar Nusa. Caranya dengan memanggil sesepuh masing-masing kelompok dalam rangka antisipasi aksi balas dendam yang bisa berujung anarkis, mengganggu ketenteraman warga Surabaya. Surabaya harus aman dan damai,” lanjutnya.

Ketua Cabang Pagar Nusa Surabaya, Abdul Rochman, meminta seluruh anggota PN Surabaya tetap bersikap dewasa, tidak mudah terpancing. Kebrutalan, itu jelas bukan dari lembaga pencak silat, tetapi ulah oknum. “Jangan terpancing! Kita jaga Surabaya agar tetap aman dan damai,” jelas Gus Rochman panggilan akrabnya.  (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry