Tampak Prof Dr Rohmat Wahab (atas kiri), Gus Azaim (atas kanan) dan para kiai yang hadir dalam silaturrhaim. (FT/IST/HERU)

SITUBONDO | duta.co – Perjuangan Dzurriyah Muassis NU dan para kiai membentuk Komite Khitthah 1926 Nahdlatul Ulama (KK-26-NU), guna meluruskan ruh perjuangan NU, mendapat sambutan positif KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukorejo Situbondo yang notabene cucu Pahlawan Nasional, Almaghfurlah KHR As’ad Syamsul Arifin.

Gus Azaim, demikian akrab dipanggil, mewakili keluarga (tuan rumah), demi khitthah NU siap merajut kembali perjuangan bersama dzurriyah NU. Menurutnya, selama ini, pihaknya sudah dihubungi beberapa kiai yang menggagas KK-26-NU, termasuk KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) selaku Ketua KK-26-NU. Bahkan ada permintaan bagaimana kalau acara KK-26-NU ditempatkan di Pesantren  Salafiyah Syafi’iyah.

“Hari ini dibuktikan, bahwa pesantren Salafiyah Syafi’iyah siap menjadi tuan rumah silaturrahim yang digagas KK-26-NU,” demikian Gus Azaim dalam sambutannya, Kamis (21/11/2019).

Kiai kharismatik ini, juga menjelaskan perihal khitthah 1926 NU. Untuk itu, dibuat buku khusus bertajuk ‘Reaktualisasi Khittah An-Nahdliyyah’, memaknai khitthah an-Nahdliyyah sebagai Sanu Iduha Sirataha al-Ula.

Dalam sambutannya, Gus Azaim memberikan tamsil menarik. “Khitthah itu ibarat tongkat. Ketika tongkat ini harus berubah menjadi ular, itu sifatnya sementara. Dan ketika tugasnya sudah selesai, harus segera kembali menjadi tongkat. Nah, sekarang, sepertinya masih banyak yang menikmati sebagai ular. Padahal, sudah ditegaskan oleh para ulama tahun 1984, bahwa, (saat itu red.) sudah waktunya kembali menjadi tongkat,” tegasnya. (her)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry