‘Kajari’ Abdussamad saat diamankan beserta barang bukti seragam dan aksesoris mirip seperti yang dimiliki oleh seorang jaksa, Senin (1/3/2021). Henoch Kurniawan

SURABAYA|duta.co – Belakangan ini marak pelaku tindak kriminal yang mencatut label institusi Adhiyaksa dengan modus mengaku-ngaku sebagai seorang jaksa guna menjalankan aksi tipu-tipunya.

Tak tanggung-tanggung, tim jajaran Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur berhasil mengungkap kedok dua pelaku jaksa gadungan dalam kurun waktu sepekan belakangan ini.

Aksi ini terjadi di Mojokerto dan Surabaya. Menanggapi hal ini, Kepala Kejati Jatim M Dofir langsung bertindak cepat. Ia berkirim Surat Edaran ke Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim, Heru Tjahjono guna menginformasikan ke Aparatur Sipil Negara (ASN) jajarannya untuk ekstra hati-hati dan tidak melayani segala bentuk permintaan dari siapapun terutama yang mengatasnamakan institusi Kejaksaan RI guna kepentingannya pribadi.

“Surat Edaran sudah ditandatangani pak Kajati dan bakal kita kirimkan pada hari ini, agar informasi segera bisa disebarluaskan ke rekan-rekan ASN lainnya di Jawa Timur,” ujar Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejati Jatim Fathur Rohman, Selasa (2/3/2021).

Dalam surat tersebut, Fathur mengutip, juga dijelaskan bahwa saat ini institusi Kejaksaan tengah berbenah untuk mengembalikan citra dan marwahnya di hati masyarakat dengan selalu bekerja secara profesional, proporsional dan akuntabel.

“Tentunya dengan aksi-aksi pencatutan yang dilakukan para pelaku tersebut, telah mencoreng nama institusi Adhiyaksa, hal itu sangat merugikan pihak kita,” tambah Fathur.

Dalam suratnya, Kajati Jatim juga berpesan agar segera melaporkan ke kantor Kejaksaan terdekat apabila mendapatkan informasi, adanya hal-hal yang mencurigakan terkait dugaan aksi tipu-tipu ini.

Untuk diketahui, tim intelijen Kejari Surabaya berhasil menangkap Abdussamad (38), seorang pria yang mengaku sebagai jaksa dengan jabatan sebagai Kepala Kejari (Kajari) Surabaha, Senin (1/3/2021).

Pelaku ditangkap saat berada di salah satu hotel yang terletak di kawasan Surabaya Barat tanpa perlawanan.

“Berawal dari laporan masyarakat, ada oknum jaksa jabatan sebagai Kajari melakukan dugaan penipuan di Surabaya. Setelah kita selidiki dan pantau, ternyata yang bersangkutan ternyata jaksa gadungan. Seketika Senin (1/3/2021) malam, kita amankan pelaku beserta barang bukti berupa seragam dan aksesoris yang sebelumnya digunakan pelaku untuk memuluskan dugaan tindak kriminalnya,” ujar Fathur.

Saat ini, pelaku sudah diserahkan ke Polrestabes Surabaya guna menjalani pemeriksaan dan proses hukum lebih lanjut.

Pelaku diduga telah kerap melakukan dugaan penipuan dan penggelapan di berbagai tempat sebelum ditangkap.

“Untuk pemeriksaan awal, pelaku diduga telah melakukan penipuan dan penggelapan terhadap 2 orang dengan inisial MD dan DAK yang dijanjikan akan dimasukkan sebagai Pegawai di Kementerian Hukum dan HAM dengan menyetor sejumlah uang senilai Rp720 juta,” beber Fathur.

Bahkan pelaku sempat menginap di salah satu hotel berbintang di Surabaya selama dua bulan tanpa membayar. Di hotel, ia menginap bersama istrinya TYO, dua anaknya GRA dan GRA serta BT, seorang sopir (merangkap sebagai ajudan Kajari gadungan).

Menurut keterangan manajemen hotel, saat ini pelaku telah menunggak tagihan hotel sebesar Rp38 juta dan biaya kerusakan tv sebesar Rp4 juta.

Saat ditangkap, tim intelijen juga berhasil mengamankan barang bukti berupa baju PDH Kejaksaan lengkap dengan atribut, tanda pangkat serta tongkat komando dari tangan pelaku.

“Setiap ditagih, pelaku selalu mengancam pihak karyawan dan owner hotel yang berkewarganegaraan WNA, sehingga mereka takut dan akhirnya melaporkan ke kita,” imbuh Fathur. eno

FOTO: ‘Kajari’ Abdussamad saat diamankan beserta barang bukti seragam dan aksesoris mirip seperti yang dimiliki oleh seorang jaksa, Senin (1/3/2021). Henoch Kurniawan

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry