Tampak Tommy dan sejumlah kiai pendukung Partai Berkarya Jawa Timur. (FT/DUTA.CO/FATIH SUUD)

SURABAYA | duta.co – Mantan Kapolda Jatim, Irjen Pol (Purn) Anton Setiadji setelah pensiun dari kepolisian pada awal Januari 2017, nampaknya melanjutkan kiprahnya di jalur politik. Partai tempat berlabuh Anton adalah Partai Berkarya besutan Hutomo Mandala Putra atau dikenal dengan sebutan Tommy Soeharto.

Tak tanggung-tanggung, Anton Setiadji diberi mandat menjadi Ketua DPW Partai Berkarya Jatim. Bahkan Partai Berkarya Jatim langsung menggelar Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) di Hotel Singgasana Surabaya dihadiri langsung Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Tommy Soeharto, Rabu (10/5/2017).

Sebelum Rapimwil dimulai, Partai Berkarya juga mengumpulkan sejumlah Alim Ulama dan kiai pengasuh pondok pesantren ternama di Jawa Timur untuk bersilaturrahim sekaligus meminta restu dan dukungan untuk membesarkan Partai Berkarya di Jatim. Alasannya, masyarakat Jatim dikenal religius dan mayoritas adalah warga nahdliyin sehingga memiliki kepatuhan terhadap para ulama dan kiai.

Sekretaris Dewan Pembina Partai Berkarya, KH Chasib Wahab Hasbullah mengatakan bahwa para ulama dan kiai di Jatim sangat berharap Tommy Soeharto mewarisi jiwa kepemimpinan seperti Pak Soeharto untuk memperbaiki kondisi bangsa dan negara yang cenderung makin buruk pasca reformasi 1998.

“Kami bersyukur karena Tommy selalu menggandeng ulama dan kiai dalam upaya memperbaiki kondisi bangsa melalui pendirian Partai Berkarya. Kami siap mendukung Partai Berkarya supaya besar dan bisa memperbaiki kondisi bangsa dan negara,” ujar KH Chasib Wahab Hasbullah.

Menurut kiai Chasib, Tommy Soeharto itu kalau di lingkungan pondok pesantren ibarat Gus atau calon kiai. Dan setelah ilmunya matang diharapkan bisa menjadi kiai memangku pondok pesantren.

“Mulai sekarang Mas Tommy kita beri gelar Gus agar nantinya bisa menjadi pemimpin Indonesia seperti bapaknya,” demikian cucu KH Wahab Hasbullah ini. Prosesi pemberian gelar Gus Tommy itu dilakukan dengan pengalungan surban putih oleh salah seorang kiai yang ikut hadir.

Para kiai di Jatim juga mengusulkan Partai Berkarya membikin sayap ulama, semisal Forum Ulama Berkarya (Fuber) agar kelompok religius yang mayoritas Indonesia tertarik dan mendukung Partai Berkarya. “Sesuai namanya Fuber yang mirip dengan Puber, mudah-mudahan Partai Berkarya berkembang cepat dan menjadi besar,” harap KH Chasib Wahab Hasbullah.

Sementara itu, Tommy Soeharto menegaskan bahwa Partai Berkarya akan fokus pada kekaryaan khususnya membangun ekonomi kerakyatan untuk meningkatkan kesejahtetaan masyarakat. Makanya di setiap daerah nantinya akan didirikan koperasi supaya bisa membantu pelaku UMKM agar usahanya bisa semakin maju.

“Saya tak akan memberi ikan tapi memberi kail supaya dapat ikan dari waktu ke waktu,” jelas putera bungsu penguasa Orde Baru itu.

Diakui Tommy,  logo dan warna lambang Partai Berkarya mirip dengan Partai Golkar. Yakni dominan warna kuning dan pohon beringin berwarna Hijau. Namun kemiripan tersebut tidak menjadi masalah. Yang penting jiwa Partai Berkarya berbeda dengan partai lain dan juga Golkar.

“Kalau kita sama dengan partai yang lain buat apa bikin partai baru. Partai Berkarya ingin berpihak pada masyarakat Islam yang mayoritas di Indonesia tapi nasibnya masih minoritas. Bahkan yang mayoritas justru sering dituding makar, teroris, ISIS dan lain-lain ketika memperjuangkan hak-haknya. Sebaliknya, yang minoritas ketika melanggar aturan justru dibiarkan bahkan dibela,” sindir Tommy.

Ia juga prihatin dengan generasi penerus bangsa yang terlahir menanggung hutang negara yang sangat banyak. Berdasarkan data, hutang luar negeri Indonesia telah mencapai 4 ribu triliyun. Padahal Presiden Soeharto waktu turun hutang luar negeri tak lebih dari 110 triliyun. “Itu artinya pembangunan selama ini berasal dari uang hutang, sehingga anak cucu kita akan menanggung beban untuk melunasi. Ironisnya, yang menikmati pembangunan sebagian besar adalah kelompok minoritas di negeri ini,” kata Tommy.

Menurutnya banyak orang yang lebih layak untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan sehingga tak harus dirinya yang tampil. Selain itu lawan-lawan politik terutama dari non Islam akan menekan kelompok nasionalis yang punya hubungan dengan orde baru “Saya akan mendorong putera terbaik bangsa untuk tampil merebut kepemimpinan di Indonesia. Kita harus bermain cantik merebut kepemimpinan nasional sesuai konstitusi yaitu melalui Pilpres 2019 mendatang, ” tambah Tommy.

Sebelum mengakhiri silaturrahim, Ketua DPW Partai Berkarya Jatim, Anton Setiadji Tommy juga minta didoakan supaya partainya bisa lolos verifikasi dan bisa ikut Pemilu 2019. Kendati belum pernah mengikuti Pemilu, namun Partai Berkarya Jatim juga berusaha ikut meramaikan Pilkada serentak di berbagai daerah seperti Pilgub Jatim 2018 mendatang.

“Pada Pilgub Jatim 2018, kami condong mendukung Khofifah karena alasan historis yaitu banyak ulama dan kiai pembina partai ini memiliki hubungan emosional dengan Khofifah. Tapi kami masih menunggu apakah beliau jadi maju atau tidak di Pilgub Jatim nanti,” pungkas pria yang masuk bursa Bacawagub Jatim ini. (ud)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry