SURABAYA | duta.co – Ali Fauzi Manzi, mendengar namanya saja publik pasti tertuju pada tragedi bom Bali tahun 2002 silam. Banyak perubahan pesat pada mantan napi teroris itu. Kini, hidupnya seakan berbalik 180 derajat. Ia sering muncul di media sebagai narasumber bertajuk bahaya radikalisme, sekaligus penceramah.

Adik kandung Amrozi itu, kini mengelola sebuah yayasan yang berada di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Yayasan Lingkar Perdamaian, menampung beberapa mantan napi terorisme yang sekarang telah berikrar untuk setia pada NKRI. Banyak impian yang ingin ia lakukan demi perkembangan Desanya, salah satunya meningkatkan perekonomian masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani.

Adanya program Tentara Manunggal Membangun Desa ke-109 di Desanya saat ini, seakan menjadi kesempatan bagi dirinya untuk mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara.

Pria yang dulu bercita-cita ingin menjadi seorang TNI itu mengungkapkan, banyak pengalaman ketika ia masih kecil ketika adanya program Abri Masuk Desa (AMD). “Saya sendiri merasa terlibat di dalamnya. Karena, pada saat itu paman saya Kepala Desa. Saya sering diajak oleh anggota TNI melihat beberapa bangunan di Desa saya waktu itu,” ujar Ali ketika ditemui di kediamannya, Senin, (19/10/2020) siang.

Tebluru, kata dia, hampir sebagian masyarakatnya merantau ke luar negeri. Hal itu dikarenakan tekstur tanah di Desa Tebluru yang sangat gersang. “Sangat membutuhkan inovasi irigasi yang baru,” jelasnya.

Ia menilai, adanya program TMMD ke-109 di Desa Tebluru dinilai sangat tepat. Pasalnya, selain berdampak pada segi pembangunan, keberadaan TMMD di Desa itu bisa mengoptimalkan beberapa fasilitas umum yang dihasilkan oleh Satgas pihak Satgas. “Saya kira, ke depannya pertanian juga semakin meningkat dengan adanya program ini,” ujarnya.

Beberapa upaya pun dilakukan Direktur Yayasan Lingkar Perdamaian itu, salah satunya mengerahkan beberapa santrinya untuk ikut serta berpartisipasi membantu proses pembangunan di lokasi TMMD.

“Kemarin yang kita libatkan, ada sekitar 16 orang. Semuanya kita sebar di berbagai sektor pembangunan, termasuk rabat jalan beton sampai renovasi rumah tidak layak huni,” bebernya.

Terpisah, Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya, Kolonel Arm Imam Haryadi menambahkan, adanya keterlibatan mantan napiter untuk ikut berpartisipasi mensukseskan pembangunan di lokasi TMMD merupakan salah satu bukti Kemanunggalan antara TNI dan rakyat.

Ia berujar, jika selama prosesi pembangunan itu, pihak Satgas tak membatasi ruang gerak masyarakat yang ikut serta mendukung, sekaligus mensukseskan adanya program TMMD. “TNI, khususnya Satgas TMMD Kodam V/Brawijaya siap bersinergi dengan siapapun, khususnya dalam upaya meningkatkan daerah maupun Desa terisolir,” tegasnya. (Pendam5)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry