WISUDAWAN : Gentur Prihantono usai diwisuda sebagai sarjana ilmu hukum sekaligus dinobatkan sebagai wisudawan tertua di Universitas Bhayangkara (Ubhara) Rabu (16/10). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co – Memiliki gelar akademik tinggi di bidang teknik tidaklah cukup bagi Gentur Prihantono. Mantan Kepala Dinas PU Mina Marga Jawa Timur itu ternyata menyimpan impian lain setelah pensiun. Yakni menjadi pengacara.

Karenanya, Gentur pun menempuh pendidikan ilmu hukum untuk program sarjana strata1 (S1). Dan empat tahun, Gentur akhirnya lulus S1 Ilmu Hukum dan diwisuda Rabu (16/10) di usia 60 tahun sembilan bulan.

“Saya itu sudah menempuh hingga S3 bidang teknik. Dan juga sudah punya magister ilmu hukum. Tapi belum punya ijazah S1 ilmu hukum. Akhirnya kuliah lagi,” ujar Gentur usia diwisuda Rektor Ubhara, Edi Prawoto.

Gentur mengaku sangat tertarik untuk menekuni bidang hukum dan menjadi pengacara.  Bahkan sekolah pengacara juga tengah dijalaninya.

Itu dilakukan karena banyak ahli di bidang konstruksi yang tidak memahami hal-hal yang berkaitan dengan hukum. Padahal jasa konstruksi sangat rentan tersandung kasus hukum.

” Saat jadi kepala dinas banyak kasus hukum yang dialami. Banyak juga teman-teman jasa konstruksi yang tersandung kasus hukum. Akhirnya itu membuat saya ingin menjadi pengacara. Ingin membantu sesama profesi,” jelasnya.

Selain menjadi pengacara, Gentur mengaku ingin juga mengajar ilmu hukum. “Kalau teknik, sudah lama saya mengajar. Tapi bidang hukum, saya juga ingin mengajar,” tukasnya.

Gentur diwisuda bersama 1.126 wisudawan dari program S1 angkatan 50 dan program magister angkatan ke-26 dari empat fakultas yang dimiliki yakni Ekonomi Bisnis, FISIP, Hukum dan Teknik. Jumlah wisudawan ini paling dari semua wisuda yang digelar Ubhara selama ini.

Rektor Ubhara Surabaya Edi Prawoto. DUTA/endang

Rektor Edi Prawoto menegaskan, jumlah wisudawan ini seiring dengan rencana pengembangan induk lembaga hingga 2030 mendatang.

Di mana Ubhara ingin menjadi perguruan tinggi swasta yang unggu, kompetitif dan beretika serta bermanfaat ini bisa dicapai.

“Dulu kalau wisuda hanya 700 atau 800 orang. Sekarang bisa seribu lebih. Kami harapkan meningkat terus. Sehingga apa yang kami keluarkan ini, juga sebanding dengan yang kami terima dalam hal jumlah mahasiswa. Kalau sampai yang masuk banyak tapi yang keluar sedikit, maka visi Ubhara tidak akan tercapai,” jelasnya.

Selain itu, Edi menegaskan, ke depan, lulusan Ubhara diharapkan bisa bersaing terutama di era revolusi industri 4.0 ini. “Kami latih anak untuk terbiasa berkolaborasi, bekerjasama. Karena di era itu, bukan lagi kompetitif melainkan kolaborasi,” tukasnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry