Esty Puji Rahayu, SST, MKes – Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK)

ASI merupakan nutrisi ideal untuk bayi yang mengandung zat gizi paling sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung zat perlindungan untuk memerangi penyakit.

Secara global, peningkatan pemberian ASI dapat menyelamatkan lebih dari 820.000 anak setiap tahunnya serta mencegah penambahan kasus kanker payudara pada perempuan hingga 20.000 kasus per tahun (UNICEF, 2022)

Di antara negara negara ASEAN, Indonesia termasuk negara dengan cakupan ASI eksklusif yang cukup baik. Pada tahun 2015 kelurahan Wonokromo yang terletak di Surabaya terpilih sebagai kelurahan siaga aktif terbaik di tingkat Provinsi Jawa Timur.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Kelurahan Wonokromo telah mempunyai kemandirian dalam Forum Masyarakat Kelurahan, Kader Pemberdayaan Masyarakat/Kader Kesehatan, kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, Posyandu dan UKBM, Peran Serta Masyarakat dan Organisasi Kemasyarakatan, Peraturan Lurah atau Peraturan Walikota dan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.

Hal ini menunjukkan bahwa Kelurahan Wonokromo memiliki tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi. Pada tahun 2010 kelurahan Wonokromo membentuk RW 4 sebagai RW percontohan untuk mendukung pemberian ASI eksklusif melalui wadah “Kampung ASI Harapan Bangsa” yang dijalankan oleh kader (Dinkes Surabaya, 2015)

Keberhasilan Kampung ASI ini dikembangkan lagi dengan Program Rumah ASI. Bentuk pelayanan yang diberikan di rumah ASI diantaranya adalah konsultasi, peminjaman peralatan ASI dan pemberian terapi non farmakologis untuk melancarkan produksi dan pengeluaran ASI.

Kader melakukan pendekatan keluarga sasaran ASI melalui kunjungan rumah. Melalui kunjungan rumah diharapkan keluarga sasaran lebih terbuka dan leluasa dalam menyampaikan keluhan pemberian ASI. Dengan demikian keluhan akan dapat teratasi sejak dini dan pemberian ASI eksklusif dapat terus berlanjut (Ginanjar, 2019)

Dengan keberhasilan Rumah ASI, tim pengabdian masyarakat memberikan sosialisasi terkait manajemen Rumah ASI bagi mahasiswa dari negara – negara dengan prevalensi ASI eksklusif yang lebih rendah dari Indonesia yaitu Philipina dan Malaysia.

Tim pengbadian masyarakat emberikan materi tentang konsep manajemen dan pelayanan Rumah ASI, simulasi model pelayanan dan penggunaan fasilitas Rumah ASI serta pijat oksitosin.

Pijat oksitosin meliputi simulasi konseling laktasi, simulasi peminjaman peralatan untuk pemberian ASI eksklusif dan simulasi terapi non farmakologi untuk melancarkan produksi dan pengeluaran ASI melalui pijat oksitosin. Pemateri memberikan simulasi dengan metode role play.

Diharapkan melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, terdapat peningkatan terhadap pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam manajemen pengelolaan dan pelayanan Rumah ASI.

Keberlanjutan dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat menginisiasi adanya program penunjang seperti Rumah ASI di negaranya masing – masing sehingga dapat meningkatkan pemberian ASI eksklusif. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry