SURABAYA  | duta.co –  Ikatan Mubaligh Indonesia (IMI), sebuah wadah komunitas bidang Dakwah Islam Ahlusunnah Waljamaah, terbentuk. Komunitas ini terdiri dari para ustadz, kiai mubaligh yang peduli Syiar Dakwah Islam Ahlusunnah Wal Jamaah yang menyebar di seluruh Masjid dan Majelis Taklim.

Tahap awal, merapikan dan mengisi kegiatan di masjid serta pengajian rutin di wilayah Gerbang Kertosusilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan). IMI akan mengirimkan mubaligh di setiap Peringatan  Hari Besar Islam (PBHI), memnyiapkan Imam dan Khotib dalam kegiatan rutin seperti Jumat dan Hari Raya.

Ust Drs Ainur Rofiq, MPd, Ketua Umum IMI, mengatakan, bahwa Komunitas ini sudah mempunyai SK Kemenkumham, sehingga kedepanya akan membentuk pengurus wilayah dan cabang di setiap daerah. “Kalau profesi dokter ada IDI (Ikatan Dokter Indonesia), maka para mubaligh punya IMI (Ikatan Mubaligh Indonesia). Alhamdulillah, sudah terbit Nomor AHU (Administrasi Hukum Umum) dari Direktorat Jenderal AHU Kementerian Hukum dan HAM. In sya Allah segera kami bentuk pengurus wilayah dan cabang di setiap daerah di Indonesia,” ungkapnya.

Senin, 18 April 2022 bertepatan malam 17 Ramadhan 1443 H. Ikatan Mubaligh Indonesia resmi dideklarasikan di area Makam Sunan Ampel Surabaya. Sengaja menggunakan malam 17 Ramadhan karena bertepatan dengan Nuzulul Quran. Dan mengambil tempat di makam Sunan Ampel, ini untuk tabarukan dengan waliyullah penyebar dakwah Islam di tanah Jawa.

“Kami Deklarasikan Ikatan Mubaligh Indonesia di Area makam Sunan Ampel. Karena perjuangan kami untuk meneruskan perjuangan Sunan Ampel Raden Muhammad Ali Rahmatullah guna meyebarkan dakwah Islam Ahlus Sunnah Wal jamaah di Surabaya khususnya, dan Indonesia umumnya,” tambah KH Dr Achmad Mutohar, MBA, Sekeretaris Umum IMI.

Sudah Ratusan Anggota

Sementara Ketua Komisi Dakwah IMI Ustadz Muhammad Munif, SPd, mengatakan, bahwa IMI akan bersinergi dengan para takmir masjid terutama di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik untuk pemenuhan mubaligh yang berhaluan Islam Ahlusunnah Waljamaah. Ini penting sehingga konten dakwah benar-benar menyejukan Masyarakat. “Sudah ada ratusan anggota IMI yang siap berkolaborasi dengan para takmir masjid untuk pemenuhan penceramah ala Islam Ahlusunah Waljamaah. Semoga masyarakat semakin mendapatkan kajian Islam yang rahmatan lil alamin,”ungkapnya.

Ustadz Dr Moh Mukhrojin, MSi selaku wakil Ketua IMI menyampaikan, bahwa, program IMI juga akan menyasar kalangan mahasiswa  dan kaum milenial. Karena dewasa ini banyak kaum milenial yang ingin belajar menjadi mubaligh yang tepat sesuai ajaran Islam Ahlusunnah Waljamaah sebagai faham mayoritas di Indonesia. “Banyak mahasiswa yang perlu bimbingan agar mereka ikut mendakwahkan Islam rahmatan lil alamin, karena perintah Nabi jelas: Sampaikanlah walau satu ayat,” ungkapnya.

Kegiatan Deklarasi IMI dilakukan secara sederhana, diawali koordinasi antaranggota mubaligh perwakilan Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Bangkalan. Lalu, berakhir dengan ziarah  dan doa bersama di makam Mbah Sunan Ampel, Surabaya. (muj)