EKSPLORASI: Salah satu eksplorasi minyak di Kabupaten Bojonegoro. (duta.co/dok)
EKSPLORASI: Salah satu eksplorasi minyak di Kabupaten Bojonegoro. (duta.co/dok)

BOJONEGORO |duta.co– Bupati Bojonegoro, Suyoto atau yang akrab dipanggil Kang Yoto memastikan semua pendapatan migas hanya untuk belanja yang akan berdampak pada pertumbuhan berkelanjutan, yaitu penguatan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur yang relevan bagi pertumbuhan pembangunan dan penguatan fiskal dalam jangka panjang. “Di dalamnya  ada investasi sektor keuangan, dan pembentukan dana abadi,” ucap Kang Yoto.

Selain itu, pihaknya terus mengoptimalkan potensi pertanian. Tahun 2015 lalu, produksi padi Bojonegoro masih mencapai 907 ribu ton gabah kering sawah. Di banding dengan konsumsi lokal surplus 500 ribu ton. Sementara tanaman jagung, kedelai, singkong, dan tanaman buah buahan, masih tumbuh.Kecuali ternak dan tembakau, yang tidak tumbuh.

Sedangkan sektor wisata dan jasa tumbuh cukup baik dengan adanya kebijakan pemberian insentif investasi bagi para pengusaha yang membuka usaha padat karya di pedesaan yang menjadi kantong kemiskinan terbukti membuahkan hasil.

“Kemiskinan menurun, pemerataan terjadi, pengusaha untung dan kami semua senang,” klaim Kang Yoto.

Untuk menggairahkan investasi ini, sejak dua tahun lalu Bojonegoro menawarkan insentif investasi kepada para pengusaha industri padat karya di kawasan pedesaan. Yakni; seluruh perijinan Pemkab yang mengurus, biaya training tenaga kerja lokal ditanggung Pemkab, pemberian dukungan infra struktur yang diperlukan.

Selain itu, suasana kamtibmas yang sangat kondusif di Bojonegoro juga menjadi insentif, dan mengedepankan pendekatan dialogis untuk saling memahami dan mendukung kepentingan masing masing untuk kemajuan bersama. Karena itu, Kang Yoto yakin sejak awal. Dia menegaskan: “ Tak ada kabupaten miskin.Yang ada hanyalah kapupaten yang salah urus.

Dirinya semakin percaya, Bojonegoro yang sejak zaman kolonial daerah termiskin, selalu banjir, kekeringan, dengan SDM rendah, kini perlahan lahan semakin baik. Bahkan World Bank, pada Agustus tahun lalu lalu melaporkan hasil studinya, bahwa Bojonegoro termasuk 10 kabupaten yang berkemampuan tercepat mengurangi kemiskinan.

Dari prestasi itu, sejumlah kalangan menilai, pria kelahiran Bojonegoro 17 Februari 1965 ini, layak disejajarkan dengan kepala daerah lain di Jawa Timur yang berhasil memimpin daerahnya masing-masing. Ada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, atau Wali Kota Malang Moh Anton. Bahkan dengan potensi dan prestasinya itu, Kang Yoto diyakini mampu membawa kebaikan bagi Jawa Timur.(imm)

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry