Herdiyanti mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis dan Saiful Alam Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menunjukkan prototype alat Sensor Pedeteksi Kebocoran Gas di Kampus UMS, Rabu (6/9/2017). DUTA/Wiwiek Wulandari

SURABAYa | duta.co – Guna meminimalkan tingkat bahaya kebakaran yang diakibatkan oleh kebocoran gas baik di rumah maupun industri, 3 mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya membuat alat pendeteksi kebocoran gas.

Ketiga mahasiswa penemu pendeteksi kebocoran gas yaitu Ghois mahasiswa teknik elektro semester 4, Herdayanti fakultas ekonomi dan bisnis semester 7 serta Saiful Alam dari fakuktas teknik sipil semester 8.

Alat pendeteksi ini dipamerkan dalam pameran yang digelar di halaman gedung Inspire di kawasan Sutorejo Surabaya. Aalat pendeteksi kebocoran ini merupakan hasil Expo KKN (Kuliah Kerja Nyata) UM Surabaya dan merupakan rangkaian puncak dari kegiatan KKN yang bertema Belajar dan Berdaya Bersama Masyarakat dengan Sejuta Inovasi.

Dosen UM Surabaya pembimbing KKN lapangan di kelurahan Perak Barat, Eddo Mahardika mengatakan pembuatan alat pendeteksi kebocoran gas tersebut merupakan project pada mahasiswa untuk Ujian Akhir Semester (UAS).

“Kami meminta buat alat yang sederhana dan berguna bagi masyarakat. Akhirnya ke 3 mahasiswa tersebut berhasil membuat seperti yang apa kami inginkan yaitu pendeteksi kebocoran gas,” jelas mereka pada Rabu (6/9/2017).

Ia menjabarkan, alat pendeteksi kebocoran gas ini bisa dipergunakan untuk mengurangi bahaya kebakaran hingga meminimalkan kematian. Contohnya untuk meminimalkan kematian yaitu alat ini bisa dipergunakan ketika membuat atau membersihkan sumur, untuk mengetahui apakah di dalamnya mengandung gas atau tidak tinggal alat tersebut dimasukkan.

Jika alat pendeteksi kebocoran gas berbunyi, maka dipastikan jika sumur tersebut mengandung gas yang berbahaya bagi manusia.

“Banyak ditemui di pemberitaan jika ada orang meninggal akibat menghirup gas ketika membuat sumur atau saat membersihkan setelah lama tidak terpakai. Dengan memakai alat ini, dapat menghindari bencana kan,” ujarnya sambil menyebut jika pembuatan alat pendeteksi kebocoran gas tersebut akan dikembangkan dan dihubungkan dengan Android pemilik alat agar diketahui jika ada bahaya mengancam saat ditinggal bepergian.

Saiful Alam satu dari ke 3 mahasiswa tersebut menambahkan, alat tersebut terdiri dari arduino (mini komputer untuk controller) melalui transmiter dan receiver.

Setelah melalui pembuatan atau pengerjaan selama 5 hari, akhirnya mereka berhasil menciptakan alat yang akan bekerja dengan sensor berbunyi ketika ada bau gas masuk. Selain itu, di dalam alat ini juga terpasang fan atau kipas angin untuk pembuangan gas.

“Bila kipas yang dipasang dibuat besar akan membantu gas keluar dan meminimalkannya menyebar di dalam ruangan. Alat ini sangat sensitif. Bila semakin pekat gasnya, akan berbunyi nyaring hingga terdengar dari kejauhan,” katanya sambil menyebut jika pembuatan alat pendeteksi kebocoran gas tersebut memakan biaya Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu saja. wik

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry