MALANG | duta.co – Pembuatan hair tonic berbahan kulit pisang kepok telah dilakukan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM K) Tahun 2020.

Mereka adalah Septa Rahma Hidayat (Fakultas Peternakan 2018), Lilin Putri Jasmine (Fakultas Peternakan 2017), Eva Nur Hidayah (Fakultas Peternakan 2017), Rahma Andita Desi P. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2018), dan Moh. Mario Alvin Supandhi (Fakultas Ilmu Budaya 2017). Bersama pembimbing Dr. Premy Puspitawati Rahayu., S.Pt., M.P (Dosen minat Teknologi Hasil Ternak Fapet) produk tersebut diberi nama “BIMOLIS”.

“Kulit pisang kepok berasal dari limbah organik UMKM keripik pisang yang kemudian kami olah menggunakan teknologi nano dan menambahkan propolis. Tujuannya agar penyerapan tonik pada rambut lebih cepat sehingga manfaatnya segera terlihat,” ungkap Hidayat, ketua tim.

Ia menjelaskan, bahwa dalam menjaga kesehatan dan keindahan rambut belum cukup hanya dengan rajin mencucinya dan memakai kondisioner. Perlu tambahan pemberian hair tonic yang dapat merawat batang rambut.

Sebab, kata dia, hair tonic memiliki segudang manfaat, seperti mencegah, mengatasi kerontokan, merangsang pertumbuhan rambut, mengontrol produksi sebum (penyebab ketombe) pada kulit kepala, serta melembabkan folikel rambut akibat pewarnaan atau penggunaan hair dryer dan catok.

“Tetapi produk hair tonic yang beredar di pasar masih banyak menggunakan bahan kimia sintetis. Bahan kimia sintetis tersebut dapat mempengaruhi kesehatan kulit, melemahkan kekebalan tubuh, iritasi, hingga penyebab kanker,” paparnya.

Padahal, imbuh Hidayat, bahan alami seperti kulit pisang kepok yang dicampur propolis dapat diolah menjadi menjadi hair tonic. Lantaran kulit pisang kepok mengandung senyawa antioksidan berupa flavonoid yang berfungsi menstimulasi folikel rambut untuk meregenerasi sel-sel rambut yang rusak.

“Kandungan antioksidan dan antibakteri pada kulit pisang kepok juga dapat mencegah ketombe dan membuat rambut lebih berkilau. Sedangkan propolis yang merupakan produk lebah memiliki khasiat untuk menstimulasi pertumbuhan dan menutrisi rambut,” jelasnya.

Sebelum menutup uraiannya, Ketua Tim PKM K UB ini berharap, penggunaan BIMOLIS mampu menjadi solusi preventif dalam mencegah kebotakan. Selain itu, potensi komersialisasi BIMOLIS cukup besar mengingat kebutuhan akan obat-obatan alami pada industri farmasi sangat dibutuhkan dan sejalan dengan himbauan dari Kementrian Kesehatan RI agar masyarakat beralih menggunakan obat-obatan berbahan alami. (hms/dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry