Foto bersama panitia dan peserta usai talkshow yang membahas tentang sampah, Rabu (7/6/2023). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, mahasiswa Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Laznas LMI mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Salah satunya dengan menggelar talkshow di Taman Prestasi dengan memanfaatkan ruang terbuka hijau di Kota Surabaya, Rabu (7/6/23). Kegiatan ini dengan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Komunitas Tunas Hijau untuk sharing permasalahan keberadaan sampah yang terus meningkat.

Muhammad Irfan Nurdiansyah, selaku Supervisor Pencegahan dan Penanggulangan Bencana di LMI mengajak seluruh kalangan masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan terutama sampah plastik.

Karena jumlah sampah di Kota Surabaya yang mencapai 500 ton per hari. Hal ini haarus menjadi perhatian semua karena kondisi seperti ini lambat laun dapat merusak lingkungan.

“LMI ingin mengajak seluruh masyarakat dari berbagai kalangan agar lebih peduli terhadap lingungan dengan mengubah kebiasaan sehari-hari yang tidak terlepas dari penggunaan plastik,” ungkap Muhammad Irfan Nurdiansyah.

Mengusung tema “Peduli Lingkungan, Kurangi Penggunaan Sampah Plastik”, diskusi kali ini membahas tentang penggunaan plastik sebagai penyebab meningkatnya sampah. Situasi ini bukanlah permasalahan baru melainkan permasalahan lama yang belum terselesaikan hingga saat ini.

Bahkan, total sampah per hari di Kota Surabaya mencapai 1.500 ton atau sekitar 300 truk pengangkut sampah. Kemudian jumlah ini meningkat sekitar 100 hingga 200 ton.

Sampah di perkotaan sebagian besar adalah plastik karena masih banyak masyarakat yang menggunakan plastik sekali pakai tanpa menggunakan kembali. Namun, jika barang-barang plastik seperti kresek atau tas belanja berbahan plastik yang masih layak pakai tidak dibuang begitu saja, hal ini tentu tidak menambah jumlah sampah di lingkungan.

“Permasalahan sampah yang semakin banyak bukan hanya plastik. Styrofoam yang sudah terpakai juga bisa menimbulkan sampah, jadi bukannya tidak bisa pakai plastik, tapi yang tidak bisa pakai kantong plastik lalu dibuang.” kata Mohammad Zamroni selaku Ketua komunitas Tunas Hijau.

Dyan Prasetyaningtyas selaku Subkoordinator Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat dari DLH Surabaya menyampaikan berbagi upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah sebanyak mungkin.

“Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui tujuh kegiatan zero-waste, yaitu mengurangi sekali pakai, berbelanja sesuai kebutuhan, memasak secukupnya tanpa menyisakan sisa makanan, memilah sampah sebelum membuangnya, membawa tas belanjaan yang dapat digunakan kembali, membawa sippy cup, dan bawa bekal pribadi,” jelasnya.

Lebih lanjut dia menambahkan bahwa slogan buanglah sampah pada tempatnya yang berada di mana-mana merupakan slogan lama. Bukan lagi menjadi imbauan yang bisa mengurangi sampah melainkan perlu adanya slogan baru yang bertuliskan kurangi sampah.

“Dengan diadakannya kegiatan talkshow kurangi sampah plastik, kita lebih sadar bahwa kita semua harus bisa mengurangi sampah dengan membiasakan nol sampah. Jangan sampai menggunakan barang sekali pakai, justru harus digunakan ulang atau dilakukan daur ulang. Usahakan sampah yang masuk ke tong sampah adalah sampah yang sudah tidak bisa dipakai lagi,” ujar Dyah Ayu Fatmawati, selaku salah satu mahasiswa MSIB Batch 4 di LMI.

Untuk mengurangi sampah, DLH membagikan gelas gratis kepada peserta untuk beralih dari plastik sekali pakai ke minuman.

Selain itu, Mahasiswa MSIB LMI juga mengajak para peserta melukis totebag. Harapannya mereka bisa menggunakan tumbler dan totebag yang diberikan untuk keperluan sehari-hari. (ditulis Dyah Ayu Fatmawati, mahasiswa UPN Surabaya)