EDUKASI : Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Unusa tak Lelah menjelaskan kepada para pengunjung Mangrove untuk menjaga lingkungan bersih. DUTA/istimewa

SAMPAH telah menjadi masalah dunia sejak dahulu. Namun, kini perhatian masyarakat global tertuju pada banyaknya sampah, terutama sampah plastik yang tersebar ke seluruh penjuru laut dan mencemari ekosistem tersebut. Sehingga berdampak buruk bagi ekosistem lingkungan hidup. Karena itu, mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan aksi nyata membersihkan hutan mangrove Surabaya dan mengedukasi pengunjungnya.

—-

Kebutuhan akan plastik terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%.

Limbah plastik sangat sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu.

Melihat pentingnya pembatasan sampah dan pembersihkannya, mengugah puluhan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan bersih-bersih hutan Mangrove Wonorejo dalam rangka memperingati Hari Air se-Dunia yang jatuh pada 22 Maret 2020 . Kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi sampah plastik yang ada di wilayah Hutan mangrove Wonorejo, Minggu (15/3/2020).

Ketua pelaksana, Fatma Ryalda Samputri menjelaskan jika acara ini sebagai bentuk kepedulian Hima IKM Unusa kepada kualitas air di dunia. Banyaknya sampah membuat kualitas air akan menurun. “Selain itu bahan kimia yang terkandung dalam plastik membuat kondisi air akan semakin tidak baik untuk dikonsumsi,” beber Fatma.

Indonesia sendiri disebut-sebut sebagai negara terbesar nomor dua di dunia penghasil sampah plastik laut setelah Cina. Klaim tersebut didukung dengan luas wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, yakni sekitar 99.000 kilometer.

Klaim tersebut sulit dihindari karena sampah laut juga mengalir dari negara lain lewat arus laut, Indonesia masih sulit menanggulangi masalah sampah laut lantaran pengelolaan dari darat yang belum optimal.

Dalam acara ini, mahasiswa IKM turut membersihkan mulai dari depan gerbang hutan mangrove wonorejo hingga joging track. “Kami melihat masih banyak sampah plastik yang ada di wilayah itu yang membuat kami langsung membersihkan lingkungan tersebut,” jelas Fatma.

MENJAGA KONDISI AIR DI BUMI

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi dan peranan sangat penting untuk seluruh kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Air menjadi poin utama dalam setiap proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, tak terkecuali manusia.

 Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui oleh alam, oleh karena itu air dianggap sebagai sumber daya alam yang tidak akan habis, merupakan milik umum yang dapat diperoleh kapan dan dimana saja sehingga penggunaannya dilakukan secara tidak hemat dan kurang hati-hati.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan usaha perekonomian di sektor perdagangan, industri dan pertanian kebutuhan air juga meningkat dengan sumber air yang relatif tetap bahkan berkurang. Air yang semula dapat diperoleh dengan mudah dan gratis sebagai anugerah Tuhan kemudian berubah menjadi salah satu komoditas ekonomi yang dapat diperjualbelikan.

Penurunan potensi air baik secara kualitas maupun kuantitas akan menjadi masalah serius apabila dalam pengelolaannya tidak dilaksanakan dengan baik dan bijaksana dengan memperhatikan aspek konservasi, pemanfaatan dan pengendaliannya.

Sesuai Undang-Undang No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, bahwa aspek Konservasi Sumber Daya Air memiliki peran yang sangat penting, mengingat bahwa dampak dari kerusakan lingkungan sebagai akibat degradasi hutan dan lahan, selain menyebabkan kelangkaan air juga akan menimbulkan terjadinya banjir dan tanah longsor.

Karena itu perlu suatu tindakan konkret untuk memulihkan keseimbangan ketersediaan air, seperti penanaman tanaman keras terutama yang bersifat menahan air, pengelolaan air hujan maupun pemanfaatan air secara bijak oleh semua pihak.

Edukasi diberikan pada semua orang tak pandang jenis kelamin dan usia. DUTA/istimewa

Melihat pentingnya menjaga kualitas air, dalam acara yang sama, puluhan mahasiswa Hima IKM juga melakukan sosialisasi kondisi air di muka bumi. “Kami mengedukasi masyarakat, jangan membuang sampah sembarangan untuk menjaga kualitas air agar tetap bersih,” katanya.

Bersih-bersih hutan mangrove ini, akan terus dilakukan mahasiswa IKM Unusa untuk menjaga kesehatan dari masyarakat kota Surabaya. “Ini agar masyarakat juga peduli dengan kualitas air di dunia, dengan cara tidak membuang sampah sembarang dan menjaga kebersihan lingkungan,” ucapnya.

Fatma menambahkan, Pemberdayaan masyarakat sekitar hutan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kepedulian terhadap sumberdaya alam/air dalam rangka mempertahankan keseimbangan ketersediaan air untuk pemenuhan kebutuhan makhluk hidup.

“Pendampingan kelompok tani dalam kegiatan penyelamatan sumber mata air bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian sumber mata air yang diwujudkan dengan kegiatan-kegiatan penghijauan di daerah tangkapan air,” pungkasnya. rud/ril/hms

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry