Beberapa mahasiswa FK Unair angkatan 2020 saat menikmati kuliah online di ruang Propadeus, Kampus A, Senin (22/3/2021).Duta/ ist

SURABAYA | duta.co –  Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) angkatan 2020-2021 untuk pertama kalinya diajak berkeliling kampus A, Senin (22/3/2021).

Selama hampir setahun, mereka tidak menempuh kuliah di kampus karena pandemi Covid-19, sehingga momen ini sangat ditunggu mahasiswa.

Captopril (Clavicle Programmed Tour and Opportunity for Interractive Learning) ini biasanya digelar di awal mahasiswa diterima kuliah di FK. Tapi karena kondisi yang tidak mengenakkan, sehingga harus tertunda hingga hampir setahun lamanya.

Acara yang digelar selama empat hari itu akan membawa mahasiswa keliling dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Terutama ruangan-ruangan yang bersejarah. Salah satunya ruang Propadeus. Ruang kuliah itu sangat fenomenal karena pada 2023 mendatang berusia 100 tahun.

Dan mahasiswa belum bisa dikatakan sebagai mahasiswa FK Unair jika belum mengikuti kuliah di ruangan tersebut.

“Karena pertama kali mahasiswa baru akan kuliah di ruangan Propadeus ini. Kalau belum masuk ruang itu belum jadi mahasiswa FK Unair,” ujar Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K) sambil tertawa.

Captopril kali ini, kata Prof Bus digelar dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Mahasiswa dibagi dalam beberapa tim dan satu tim hanya 15 orang. Ini dilakukan sebagai antisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nahi mahasiswa maupun pihak-pihak yang terlibat.

“Kita sebenarnya prihatin, mahasiswa angkatan 2020 itu belum pernah mengenal kampusnya. Akhirnya kita bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk menggelar acara ini walau terlambat setidaknya mahasiswa pernah merasakannya,” jelas Prof Bus.

Jika ajang ini sukses, maka FK Unair akan menggelar kuliah tatap muka di semester dua ini. Karena di semester ini, ada mata kuliah keterampilan medis yang tidak bisa ditempuh dengan online. Karena mereka harus belajar bagaimana memeriksa pasien, pengukuran suhu tubuh pasien dan sebagainya. “Itu harus full dilakukan offline. Tapi kami tetap melakukannya dengan prokes ketat,” tukas Prof Bus.

Prof Bus pun meminta mahasiswa untuk menyakinkan para orang tua agar tidak terlalu mengkhawatirkan pertemuan tatap muka karena FK Unair sangat menjaga dan mementingkan keselamatan dan kesehatan seluruh sivitas akademikanya.

Captopril selain mengajak mahasiswa untuk merasakan bangku kuliah untuk pertama kali, juga akan mengajak untuk berkeliling Kampus A yang merupakan kampus bersejarah. Juga akan dibawa melihat laboratorium-laboratorium yang ada dan selalu digunakan sebagai tempat praktik.

Ketua BEM FK Unair, M Masrur Rizal mengaku mahasiswa angkatan 2020 tetap menempuh kuliah online. Namun dalam sehari, kuliah online dilakukan bersama -sama beberapa mahasiswa di ruang kuliah yang fenomenal, Propadeus. Sehingga diharapkan mahasiswa bisa tetap merasakan sesuatu yang berbeda.

“Kasihan, tidak pernah belajar di kampus, kita ingin adik-adik kelas bisa merasakan sesuatu yang berbeda,” tukasnya.

Salah satu mahasiswa angkatan 2020, Lorence Okta mengaku senang, akhirnya bisa merasakan duduk di bangku ruang Propadeus. Walau tetap menempuh kuliah online, tapi rasanya sangat berbeda.

“Feelnya beda sekali. Biasnya online di rumah sekarang onlinenya di kampus bareng teman-teman yang lain. Huh akhirnya,” ungkap Laurence seraya menghembuskan nafas tanda sangat antusias.
Laurence pun ingin segera bisa kuliah normal, datang ke kampus untuk bisa mengetahui banyak hal. Karena dari dulu dia bercita-cita menjadi dokter, karenanya dia ingin benar-benar menikmati setiap perkuliahan di kampus tertua di Surabaya itu.

“Kalau kuliah online, ilmunya masih ngawang, padahal kalau dokter, butuh ilmu pasti dan keterampilan khusus,” tukasnya.

Memang, seorang dokter tidak hanya memiliki kecakapan ilmu tapi keterampilan dalam menjalankan profesinya. Inilah yang dikhawatirkan dari pandemi Covid-19, kecakapan dan keterampilan para lulusan dokter akan berkurang. Namun FK Unair akan berupaya sekuat tenaga untuk tidak menurunkan sedikitpun kualitas dari para lulusannya. end