DEDIKASI : Valensius, alumnus PPG UMM yang mendedikasikan dirinya mengajar di sekolah pelosok (duta.co/dedik ahmad)

MALANG | duta.co -Menjadi seorang tenaga pendidik tentu merupakan sebuah cita-cita yang mulia, demi membangun bangsa yang berkemajuan. Hal ini juga dilakukan Valensius Sugiharto yang telah mendedikasikan diri untuk mengajar di SDN Wongkol Torok Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

“Mengajar di sekolah yang terletak di tempat dengan kategori sebagai desa tertinggal, ada banyak kendala yang dihadapi. Seperti sarana dan prasarana yang belum mendukung, media pembelajaran yang digunakan kurang, fasilitas gedung sekolah pun belum mendukung sehingga ada begitu banyak kendala,” ujar Valensius saat ditemui di Basement Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Tak hanya itu saja, kendala yang Valensius hadapi yakni memang sekolah tempat Ia mengajar itu di lingkungan yang notabene profesinya bercocok tanam, dengan tingkat pendidikan orang tua yang kebanyakan putus sekolah.

“Saat lulus SD banyak yang tidak melanjutkan sekolah untuk membantu perekonomian orang tua,” jelasnya, Rabu (18/9).

Perjuangan pria yang masih berstatus guru honorer inipun patut diacungi jempol dalam menangani 160 siswa yang ada di SDN Wongkol Torok. Dengan jarak dari rumah sejauh 3 kilometer dan jalan berbatu, Valensius rela-bersusah-susah, demi memperjuangkan perbaikan pendidikan bagi para siswanya.

“Selain itu kendalanya adalah meskipun saya memiliki kendaraan, namun saat musim hujan di sekolah kami itu lumpur semua. Sehingga guru dan siswa itu tidak ada yang menggunakan sepatu dan saya harus berjalan kaki untuk menuju sekolah,” sambungnya.

Pria Lulusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini, berhasil menjadi salah satu peserta Program Profesi Guru (PPG) Daerah Khusus (Dasus) yang diprogramkan oleh pemerintah sebagai perwakilan dari sekolah yang terletak pada tempat yang dikategorikan sebagai desa tertinggal lewat Pretest Uji Kompetensi Guru (UKG).

“Sedari awal itu memang berdasarkan Pretest UKG, sehingga saat di konfirmasi tempo hari oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) saya dan seorang rekan yang berasal dari Manggarai Barat berhak mengikuti pendidikan PPG selama 3 bulan di UMM,” ujar Valensius.

Dalam perjalanan waktu selama tiga bulan itu, pelaksanaan kegiatan PPG 8 hari di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Arhanud lalu dilanjutkan dengan kegiatan pendidikan di UMM selama dua bulan dan setelah itu, praktek lapangan selama tiga minggu.

“Saya harap kedepannya, kesejahteraan para pendidik ataupun para guru honorer terus diperhatikan oleh pemerintah,” pungkasnya dalam gelaran kelulusan dan penyerahan sertifikat pendidik Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Periode II Tahun 2019 dengan jumlah lulusan sebanyak 380 orang terdiri dari  112 atau 29% laki-laki dan 268 atau 71% perempuan.

PPG Dalam Jabatan (Daljab) sebanyak 291 orang. Terdiri dari 260 lulusan yang berada di dalam naungan Kemenristek Dikti dan 31 lulusan di bawah naungan Kementerian Agama. PPG Pra Jabatan sebanyak 81 orang, dan PPG SM3T sebanyak 8 orang.

“Saya harap dengan hadirnya kalian di tengah-tengah masyarakat sebagai seorang tenaga pendidik, itu nanti bisa menjadi tonggak kecerahan masa depan bangsa di masa yang akan datang,” tandas Dr. Poncojari Wahyono, M.Pd selaku Dekan FKIP UMM. (dah)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry