SURABAYA | duta.co – Bandar sabu yang cukup besar di Jl Pragoto, Surabaya, berinisial Hs, asal Desa Meteng, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, diduga 2 kali dilepas setelah ditangkap Polisi.
Menurut sumber, Hs pernah ditangkap awal Mei lalu oleh petugas Sat Reskoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak, bersama anak tetangganya Rs, di dekat rumahnya Jl Pragoto. Saat itu petugas yang menangkap tidak berhasil menemukan barang bukti sabu dan hanya menemukan bong dan perlengkapan mengkonsumsi sabu. Belakangan dia dilepas setelah diduga membayar tebusan Rp 45 juta.
Pada Jumat (15/5/2020), Hs dikabarkan ditangkap lagi oleh petugas Polsek Mulyorejo dengan barang bukti 1 gram sabu bersama 2 rekannya Bu dan Pr di Jl Pragoto. Namun lagi-lagi dia berhasil lepas tak ditahan setelah istrinya, Ju, diduga membayar tebusan Rp 75 juta.
Kasat Reskoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP M Yasin, membantah keras kabar anggotanya yang menangkap Hs lalu melepas dengan tebusan Rp 45 juta. “Saya pastikan itu tidak ada ya. Saya sudah cek ke semua anggota, tidak ada yang melakukan penangkapan terhadap bandar sabu yang Sampean maksud. Mungkin ada warga sipil yang ngaku-ngaku Polisi atau ngaku dari Polres Perak saat melakukan hal itu,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kapolsek Mulyorejo Kompol Eny Prihatin. Pihaknya juga tegas membantah telah menangkap lalu melepas Hs, yang diduga bandar sabu Jl Pragoto. “Nggak bener itu. Kalau ada penangkapan, pasti anggota laporan dan tersangka dibawa ke Mapolsek. Ini saya tidak tau ada kabar itu,” tegasnya.
Dugaan bahwa Hs dekat dengan sejumlah oknum Polisi sehingga selalu berhasil lepas setelah ditangkap kini berkembang. Informasi terbaru, pada Rabu (3/6/2020) lalu, Hs dengan didampingi Fr, oknum Bhabinkamtibmas Polsek Semampir, muncul di Polrestabes Surabaya untuk menyelesaikan sebuah urusan. Hingga saat ini belum diperoleh konfirmasi dari oknum Fr terkait masalah ini.
Perlu diketahui, Jl Pragoto masuk dalam wilayah hukum Polsek Semampir, Polres Pelabuhan Tanjung Perak. rum
