Perlombaan lato-lato saat berlangsung di Pendopo Aji Saja.(DUTA.CO/Budi Arya)

KEDIRI | duta.co – Kembali viralnya mainan anak tempo dulu, lato-lato, dimanfaatkan Komunitas Pemuda Desa Kwadungan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, menggelar Perlombaan.

Lomba lato-lato dihelat di Pendopo Aji Saka Desa Setempat, Sebanyak 42 anak nampak antusias mengikuti lomba yang digelar pada, Minggu (29/01/2023).

Untuk menjaga keamanan agar tidak terjadi benturan yang mengenai wajah, para peserta nampak menggunakan Helm. Para peserta memainkan lato-lato sambil berjalan melingkar, peserta yang paling lama bertahan menjadi pemenang.

Mereka memperebutkan trofi dan bingkisan yang disediakan oleh panitia penyelenggara.

Disampaikan Kepala Desa Kwadungan, Kacamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Abdul Kamid, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengurangi kecanduan gadget pada anak-anak.

Selain itu, kata Abdul Kamid, melalui kegiatan ini diharapkan akan mampu menumbuhkan rasa kebersamaan dan empati dari mereka.

“Kita harapkan anak-anak tidak hanya terpaku pada gadget mereka, tapi mereka akan bergerak, bisa bermain bersama teman-temannya, sehingga bisa menumbuhkan rasa kebersamaan dan empati antar mereka”ujar Kades Kwadungan saat dikonfirmasi dilokasi.

Abdul Kamid juga menyebut bajwa, permainan lawas ini juga sangat mendukung perkembangan motorik pada anak.

“Dengan adanya aktivitas seperti ini, anak-anak menjadi tidak mager (malas bergerak), fisiknya tambah sehat, kreatifitasnya akan muncul dan bisa mengurangi penggunaan gawai” Imbuhnya.

Melangsir dari mesin pencarian di internet, mainan lato-lato memiliki beragam versi sejarah. Konon berasal dari Amerika Serikat yang terinspirasi oleh eskimo yo-yo, yakni mainan tradisional budaya asli Alaska.

Versi lainnya, dikaitkan dengan terinspirasi dari senjata berburu di Amerika Selatan. Pada awal 1970-an, lato-lato begitu populer hingga sampai penduduk provinsi kecil di Italia Utara, Calcinatello.

Awalnya, bola pada lato-lato terbuat dari kaca temper. Bahan kaca membuat sifatnya bisa pecah saat dimainkan dan serpihan kacanya bisa menimbulkan cedera parah.

Di Indonesia, lato-lato sebagai mainan tradisional anak-anak telah dikenal dan dimainkan serta menjadi tren mode pada era 1970 oleh anak-anak Makassar dan beberapa daerah di Pulau Jawa.

Meski sempat hilang atau redup, lato-lato kembali ramai belakangan ini, bahkan para pejabat di Indonesia sempat viral mecoba permainan ini. (bud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry