KEDIRI|duta.co – Anggota Satpol PP Kota Kediri bersama Jajaran Polsekta Mojoroto berhasil mengungkap kasus rekrutmen tenaga penyidik Polsus Tindak Pidana Korupsi dan pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Kota Kediri.
Supana Jadi Santosa (43) warga RT. 02 RW. 03 Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem, kini diamankan bersama sejumlah barang bukti di tempat kerjanya, beralamat di Jl. Sersan Bahrun nomor 30 Kelurahan Mrican Kota Kediri.
Atas dasar aduan masyarakat mencurigai keberadaan kantor, terpasang tulisan Markas Besar Komando Kepolisian Khusus Tindak Pidana Korupsi Propinsi Jawa Timur Republik Indonesia. Akhirnya diketahui, jika merekrut sejumlah orang dijanjikan pekerjaan sebagai intel tipikor dan PNS.
Bayar Uang Operasional
Saat didatangi petugas, terdapat puluhan pemuda dengan potongan rambut cepak. “Kami membayar telah uang operasional Rp. 5 juta, kemudian sisanya akan dilunasi secara bertahap,” jelas salah satu korban minta identitasnya dirahasiakan, saat dikonfirmasi duta.co.
Selain Supana, dikabarkan turut diamankan oknum PNS di Lingkungan Pemerintah Kota Kediri yang turut terlibat dalam kasus rekrutmen abal-abal ini.
“Ada 12 pengawas pelatih, kemudian 33 orang yang telah turut pelatihan sebagai intel tipikor. Untuk Calon Pengawai Negeri Sipil Baru Kota Kediri terdapat 5 orang,” terang Edi Santoso, Kasi Kasi Penegakan Produk Hukum Daerah (PPHD) dikonfirmasi Senin (9/9).
Rekrutmen Abal-Abal
Selanjutnya kasus ini ditangani Polsekta Mojoroto untuk pengembangan lebih lanjut dan hal ini dibenarkan Kasi Humas Polsekta Mojoroto, Aiptu Fuji Santoso.
“Dari keterangan sementara, pengakuan para korban ditawari sebagai polisi atau pun PNS. Korban telah dimintai keterangan sekitar 14 orang, pelaku inisial JS telah diamankan,” terangnya.
Didapat keterangan, bahwa markas komando pusat ini beralamat di Jl. Bukti Duri Barat No. 234 Manggarai Jakarta Selatan. Kemudian Supana, sesuai keterangan didapat menjabat sebagai Koordinator Tim Intel Tipikor Pengawas Kinerja Aparatur Negara. (rci/bub/nng)
