Agus Wahyudi, S.Sos., M.Pd – Dosen PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Korelasi Lato-lato dengan Optimisme

Lalu, apa hubungannya dengan optimisme? Saat ini terlalu banyak orang tua yang mengeluhkan betapa anak-anak tidak bisa melepaskan perhatian mereka sekejap pun dari gawai. Begitu bergantung pada media sosial, gim dan berbagai aplikasi.

Berbagai kegiatan juga melibatkan ponsel. Berpotret, mendengarkan musik, menonton televisi, dan lain-lain. Gawai, internet, medsos, dan gim daring, seolah tidak mungkin lagi dikalahkan oleh hal-hal konvensional. Namun, kini lato-lato hadir sebagai antitesisnya.

Lato-lato adalah bukti bahwa ketergantungan miliaran orang terhadap gawai tetap bisa dialihkan jika kita menemukan alat atau permainan yang tepat. Lato-lato bisa membuktikan, bukan mustahil ada permainan konvensional lain bisa muncul dan mengalahkan pesona gawai.

Sebagai sebuah kegiatan, lato-lato merupakan permainan fisik yang bermanfaat untuk kinestetik dan melatih koordinasi otak. Secara sosial, permainan lato-lato juga mendekatkan anak anak dengan orang tua dan teman-temannya.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Lato-lato adalah bukti bahwa ketergantungan miliaran orang terhadap gawai tetap bisa dialihkan jika kita menemukan alat atau permainan yang tepat.

Sebagian anak akan bangga karena bisa melakukan sesuatu yang mengungguli kebanyakan orang dewasa. Pada masa lalu, kita memiliki begitu banyak permainan tradisional yang bisa memenuhi kriteria di atas.

Permainan yang melatih kinestetik, koordinasi otak, membangun team work, dan berbagai hal yang dibutuhkan untuk perkembangan anak. Sebut saja tak benteng, main karet, congklak, tak umpet, takadal, galasin, kasti, dan lain-lain.

Sekalipun terlihat sederhana, semua permainan ini mensyaratkan keterampilan kinestetik, strategi, dan berbagai hal yang memicu kecerdasan intelektual dan emosional.

Jika lato-lato bisa kembali populer, mendadak menjadi optimistis jika permainan tradisional lain, yang merupakan kekayaan tak benda bangsa, bisa saja kembali dan mencuri perhatian seperti lato-lato.

Sebagian anak akan bangga karena bisa melakukan sesuatu yang mengungguli kebanyakan orang dewasa.

Bagaimana dengan bahayanya?

Tidak usah bicara lato-lato, semua mainan ada bahayanya. Main balok susun yang populer jelas aman, tapi bisa berbahaya jika ditelan. Kakaknya main balok susun, adik bayi bisa menelan balok plastiknya.

Naik sepeda atau main sepatu roda pun bisa jatuh. Bermain balon bisa saja tiba-tiba kaget karena meletus dan dan memicu kecelakaan. Kembali ke berbagai permainan daring, tidak sedikit yang justru memiliki dampak tidak baik pada perkembangan kejiwaan anak.

Kalau khawatir cedera, pakaikan saja anak-anak kacamata sport agar tidak kena serpihan dan pastikan anak-anak tidak main berdekatan agar tidak membahayakan yang lain.

Bagaimana dengan bahayanya?

Tidak usah bicara lato-lato, semua mainan ada bahayanya. Pendeknya banyak yang lebih berbahaya, apa pun itu khususnya terkait anak yang masih kecil, pengawasan orang tua diperlukan. Ini saatnya orang tua pun bangun dari sihir gawai yang juga menyedot pandangan dan perhatian kita.

Pada sebagian orang berbagai atribut elektronik itu sangat mungkin lebih sering dipandangi daripada buah hati. Padahal mereka yang membuat keluarga sempurna dan merupakan harta paling berharga.

Saya pribadi masih menyimpan harap, fakta lato lato pecah cuma terjadi pada masa lalu karena teknologi yang kala itu mungkin kurang kualitasnya dibandingkan sekarang. Namun, karena sudah ada peringatan bahaya, kita harus lebih hati-hati.

Perhatikan kedua bola sebelum mengayunkannya. Begitu melihat ada bagian retak, berhenti memainkannya. Sebab kita tentu tidak harus menunggu sesuatu terjadi baru melarang, tetapi melarang sesuatu murni karena dorongan ketakutan semata, juga bukan pilihan tepat.

Terlepas berbagai kontroversinya, lato-lato mengembalikan optimisme bahwa dunia konvensional secara umum masih memiliki harapan dan peluang bersaing pada masa serbadigital ini.

Mainan konvensional, buku konvensional, koran konvensional, konser konvensional, dan berbagai hal konvensional masih punya kesempatan kembali berjaya. Insya Allah. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry