(foto: ekon.go.id)

JAKARTA | duta.co – Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan akan melambat hingga tahun depan, bahkan IMF telah memangkas pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 menjadi 3,2% dan semakin terkoreksi tajam menjadi 2,7% pada 2023. Beberapa komoditas penting dunia juga masih sangat fluktuatif dan berada pada level tinggi, termasuk bahan bakar maupun komoditas pangan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri telah mencatatkan kinerja yang mengesankan selama tahun 2022, bahkan melebihi pertumbuhan sebelum pandemi tahun 2019. Hal ini akan menjadi bekal yang cukup bagi perekonomian nasional untuk menghadapi potensi resesi global pada tahun 2023. Tingkat inflasi yang tergolong rendah juga mengiringi kinerja solid pertumbuhan ekonomi yang tercatat sebesar 5,72% (yoy) pada Triwulan III-2022.

“Dengan fundamental ekonomi yang kuat dan juga berbagai jaringan serta posisi Indonesia, tentu berharap ini bisa mendorong kemajuan ekonomi Indonesia yang lebih baik dibandingkan berbagai negara lainnya,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual pada acara HUT ke-3 University of Washington Alumni Indonesia (UWAIN), Kamis (1/12).

Sejumlah komitmen transisi energi bagi Indonesia juga telah dihasilkan dari KTT G20 Indonesia pada pertengahan bulan lalu. Komitmen milestone perkembangan transisi energi tersebut meliputi Just Energy Transition Partnership (JETP), Asia Zero Emission Community (AZEC), dan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII). Termasuk alokasi Special Drawing Rights (SDR) dalam Deklarasi Bali untuk pemulihan negara rentan sebesar USD 81.6 miliar dan komitmen perubahan iklim dari negara maju sebesar USD 100 miliar pertahun.

“Dengan suksesnya penyelenggaraan G20, Indonesia juga mendapat kepercayaan memegang Keketuaan ASEAN di tahun 2023 yang mengusung tiga prioritas yaitu recovery-rebuilding, digital economy, serta sustainability. Deliverables-nya adalah energy security, food security, dan financial stability,” ujar Menko Airlangga.

Menyongsong Chairmanship ASEAN 2023, Pemerintah bersama negara-negara ASEAN telah mengidentifikasi poin-poin strategis yang dapat menjadi diskusi dengan Mitra ASEAN lainnya. Poin strategis tersebut menitikberatkan penguatan atau pembentukan kemitraan strategis di berbagai sektor termasuk perdagangan dan infrastruktur, serta penguatan keamanan dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

“Nakhoda dan navigasi Presidensi G20 di tengah berbagai situasi tantangan global telah mendapatkan apresiasi dari banyak negara dan Indonesia saat ini mempunyai kepercayaan yang tertinggi dari berbagai negara. Pemerintah juga terus mendorong ASEAN menjadi kawasan yang stabil dan damai untuk menjadi jangkar stabilitas perekonomian global,” tutup Menko Airlangga. (ekon.go.id)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry