Jalan sudah diuruk. Sudah ada kesepakatan. Masalahnya bagaimana prosedur keterlibatan pabrik dan cara merawatnya setelah ini? (FT/IST)

SIDOARJO | duta.co – Jalan harus dirawat, jangan cuma dilindas tiap hari. Aksi warga Barengkrajan menutup akses ke Krian, membuat pabrik-pabrik di sekitarnya, ‘klepek-klepek’.

Sabtu (18/1/2020) dilakukan rembuk di Balai Desa Barengkrajan. Hadir dari Polsek, Koramil Krian, serta warga Barengkrajan.Tak ketinggalan pihak pabrik, PT Wijaya Sentoso.

Ada satu kesepakatan, bahwa, mulai tanggal 18 Januari 2020, warga menginzinkan jalan dibuka dan diadakan pengurukan, sekaligus dipergunakan akses umum termasuk perusahaan, sehingga normal seperti semula.

Tetapi, warga juga minta tidak berhenti dipengurukan saja, harus dituntaskan sampai pengaspalan, paling lambat, 14 hari dari sekarang.

“Artinya, tanggal 1 Februari sudah harus dilakukan pengaspalan. Apabila tidak dilaksanakan oleh PT Wijaya Sentosa, maka, jalan ditutup kembali. Kalau ada kerusakan kecil di kemudian hari, sebelum ada penanganan Dinas PU, perusahaan yang harus memperbaiki,” demikian salah seorang warga mengutip hasil musyawarah tersebut kepada duta.co.

Hasil musyawarah ini, dituangkan dalam berita acara, bermaterai 6000, diketahui langsung oleh Kepala Desa Banrengkrajan, Asmono. Menurut warga, setelah ini warga akan mencermati bagaimana lalu linta kendaraan berat, terutama soal tonase. Tidak bisa seenaknya masuk. “Selama ini warga kelewat sabar. Sudah begitu tidak ada perhatian, sampai kemudian ada aksi penutupan,” jelasnya.

Di sisi lain, Hartono, salah seorang warga, mengatakan, bahwa, perbaikan yang dilakukan pabrik, ini harus dicermati prosesnya. Karena jalan ini dalam kontrol Pemkab, demikian pula standarnya. Karenanya, ia berharap pengawasan lapangan harus dilakukan.

“Ada prosedurnya, bagaimana perusahaan terlibat dalam perbaikan jalan. Ini terkait dengan APBD,” jelas alumni ITS Surabaya ini. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry