ZIARAH MAKAM: Bupati Trenggalek saat melakukan tradisi ziarah makam leluhur. Makam pertama yang dikunjungi adalah makam Mbah Kawak atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Ki Joyo Lengkoro. Duta/Hamzah

TRENGGALEK | duta.co – Filosofi ziarah makam leluhur yang dilakukan Bupati Trenggalek, H Moch Nur Arifin menjadi tradisi yang tak dapat dipisahkan dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke 825 Kabupaten Trenggalek.

“Alhamdulillah setiap tahun sebelum prosesi adat kita mesti mendoakan cikal bakal pendiri kabupaten,” ucapnya, Kamis (29/8/2019).

Mewarisi tradisi tersebut, Bupati bersama Forkopimda, tokoh ulama serta beberapa pejabat di lingkup Pemkab Trenggalek melakukan ziarah ke makam para leluhur.

“Kita round dari makam leluhur satu ke makam leluhur berikutnya seperti yang tertera di sejarah babat Trenggalek dari masa pra sejarah hingga masa sejarah termasuk zaman penjajahan Belanda dan Jepang,”tuturnya.

Makam pertama yang dikunjungi adalah makam Mbah Kawak atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Ki Joyo Lengkoro.

“Dalam masa sejarahnya, Mbah Kawak dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu tokoh yang ikut berperan dalam penyebaran agama Islam di Kabupaten Trenggalek,” ungkapnya.

Menurut Arifin, dikutip dari penuturan sejarah, Mbah Kawak juga merupakan orang yang merawat Roro Amiswati, putri dari Kerajaan Majapahit  atau ibu dari Menaksopal saat terkena penyakit.

“Dari situ sudah terlihat bagaimana kesaktian Mbah Kawak,” terangnya.

Dari makam Mbah Kawak, ziarah kemudian berlanjut ke komplek makam Setono Gedong di Kelurahan Ngantru. Di tempat ini dimakamkan Bupati pertama Trenggalek dan beberapa Bupati lainnya, termasuk juga makam Kapolres Trenggalek yang pertama, Rustamaji.

“Tokoh-tokoh pembangunan Trenggalek juga dimakamkan di sini,” ucapnya.

Dari Setono Gedong kemudian menuju ke Makam Ki Ageng Menaksopal yang terletak di komplek makam Setono Bagong.

“Menaksopal merupaka tokoh yang cukup berjasa dalam menjadikan wilayah Trenggalek yang dulunya merupaka rawa menjadi lahan pertanian yang subur,” imbuhnya.

Dari makam Menak Sopal, ziarah dilanjutkan ke makam Kanjeng Jimat Mangun Negoro di komplek makam Margo Ayu di Desa Ngulan Kulon Kecamatan Pogalan.

Rangkaian ziarah kemudian berakhir di makam Adipati Widjoyo Koesoemo dan Adipati Ario Poerbonegoro di Astono Girimulyo di Desa Sumber Kecamatan Karangan.

“Keduanya adalah Bupati Trenggalek pendahulu kita,” lanjutnya.

Dengan ziarah ini, pihaknya ingin meneruskan perjuangan para sesepuh yang sudah membangun Trenggalek dari masa ke masa.

“Tentunya pesan pendiri bangsa kita, Bung Karno, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak lupa akan sejarahnya,” tandasnya.

Diharapkan Arifin, ke depan dia mengingatkan harus istikomah untuk melanjutkan perjuangan-perjuangan tokoh Trenggalek  dalam menata Kabupaten Trenggalek ini untuk kesejahteraan masyarakat.

“Tinggal meneruskan dengan tawakkal dan iskomah,” pungkasnya. ham

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry