SURABAYA | duta.co – Innalillahi wa innailaihi rojiun. Sabtu (10/7/21) KH Zaenuddin Djazuli atau akrab dipanggil Gus Dien, salah satu pengasuh Pesantren Al Falah Ploso, Kediri telah kembali ke ‘Pangkuan’ Ilahi Robbi.

Hampir seluruh pondok pesantren di Indonesia, serta kampus-kampus Islam, turut berduka atas wafatnya KH Zaenuddin Djazuli, sosok kiai yang dikenal bisa ‘ngemong’ umat di segala lini ini. “Semoga diampuni dosa dan kekhilafannya. Diterima amal baiknya, diangkat derajatnya di surga Allah swt,” demikian duka cita yang terekam duta.co dari Fakultas Syariah UIN KHAS Jember di medsos warga NU, Sabtu (10/7/21).

Di depan santri, Kiai Zaenuddin Djazuli memiliki jadwal yang amat padat. Beliau merupakan sosok kiai yang sangat padat dalam mengajar, dalam sehari beliau bisa mengajar 5 pelajaran di pesantren. “Ba’da subuh beliau mengajar Kitab Asymuni Sarah Al fiyah (ilmu lughot). Sore beliau mengajar Kitab Fathul Qorib (fiqih), Kitab Ta’lim (moral), Kitab Bidayah (tasawuf dasar), dan Ba’da Maghrib beliau mengajar Kitab Ihya’ Ulumuddin (tasawuf tinggi), Shohih Muslim (Hadis),” demikian dikisahkan laduni.id dalam biografinya

Pada tahun 1984 ketika NU memutuskan kembali ke khittoh 1926, KH. Zaenuddin Djazuli masuk ke Golkar dan menjadi Jurkamnas Golkar sampai dengan tahun 1998. Hasilnya: Saat itu, setiap bupati, Kakandepag Kediri atau Propinsi Jatim selalu atas rekomendasi beliau.

Tahun 1992 dalam muktamar NU Cipasung, ketika Gus Dur mau dijegal penguasa (Soeharto), KH Zaenuddin Djazuli berada di garda depan mendukung Gus Dur habis-habisan. Andai tidak ada Gus Dien, kemungkinan Gus Dur bisa gagal menjadi Ketum PBNU.

Tahun 1998-1999, beliau ikut mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa dan menjadi jajaran Dewan Syuro Pusat. Tahun 2010 an, beliau ikut mendirikan PKNU (Partai Kebangkitan Nasional Ulama).

KH Zaenuddin Djazuli merupakan seorang kiai yang tegas, lugas, disiplin, wibawa, berani mengambil resiko, berjiwa pembaharu. Tahun 1960 – 1966 beliau memimpin konfrontasi langsung dengan PKI. Tahun 1975-1985, beliau mendirikan bangunan yasir arafat disusul Al Falah 2.

Tahun 1992, beliau mendirikan KBIH. Tahun 1995 beliau menggagas berdirinya Poliklinik pondok pesantren dengan konsep pendanaan gotong royong seluruh santri. Selamat jalan Kiai Dien, semoga seluruh kekhilafan Kiai diampuni oleh Allah swt. Seluruh amal baik Kiai diterima-Nya. Panjenengan diangkat derajatnya di surga Allah swt. Amin, alfaatihah. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry