SURABAYA | duta.co – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto memuji Rumah Padat Karya “Viaduct” di Jalan Nias, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya. Rumah padat karya ini berkonsep kafe yang menyajikan beragam kuliner khas Surabaya, plus dilengkapi dengan barbershop dan lapangan basket mini.

Hasto terkesan dengan arsitektur bangunan kunonya. Cafe ini telah diberdayakan 25 MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) sebagai pekerja langsung. Jika ditotal dalam ekosistemnya bisa mencapai 100 orang termasuk para pemasok berbagai bahan makanan-minuman yang disajikan.

“Saya kira ini luar biasa, bagaimana sebuah aset pemerintah kota didedikasikan untuk membuka lapangan kerja bagi rakyat. Ini merupakan respons kebijakan yang baik untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sebuah langkah tepat saat kita ke depan dibayangi ketidakpastian ekonomi global,” ujar Hasto, di Rabu (9/11/2022).

Rumah Padat Karya sendiri tersebar di berbagai daerah di Surabaya. Aset-aset Pemkot Surabaya yang idle alias menganggur disulap menjadi Rumah Padat Karya untuk memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ada untuk kafe, barbershop, laundry, cuci motor, produksi kue, destinasi wisata, lahan pertanian-perikanan, dan sebagainya. Program ini telah menyerap ribuan warga MBR.

Menurut Hasto, ini merupakan cerminan gotong royong kerakyatan yang mampu dikerjakan dengan baik di Surabaya yang berada dalam kepemimpinan PDI Perjuangan, di mana wali kota, wakil wali kota, dan ketua DPRD-nya adalah kader PDI Perjuangan.

“Coba bayangkan kalau semua daerah begini, punya konsep semacam ini, pasti luar biasa, bagaimana menciptakan nilai tambah sebagai mata rantai perekonomian rakyat. Apalagi yang mengelola rumah padat karya ini adalah warga tidak mampu,” ujar Hasto yang juga didampingi Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari dan jajaran PDIP Jatim serta Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono.

“Saya dorong para kader PDI Perjuangan melakukan hal-hal konkrit dalam menciptakan lapangan kerja,” imbuh Hasto.

Apa yang dilakukan para kader PDI Perjuangan di Surabaya, lanjut Hasto, adalah upaya menghadapi tekanan-tekanan perekonomian global yang sedang tidak baik-baik saja.

“Jika dibandingkan dengan perekonomian negara lain, ekonomi kita tidak kalah. Namun kita tidak boleh lengah. Sebab ancaman krisis finansial yang sedang dihadapi negara lain itu bisa terjadi di Indonesia. Apalagi tahun depan ada prediksi pertumbuhan perekonomian secara global terkoreksi hingga mengakibatkan resesi. Kerja gotong royong ekonomi kerakyatan seperti di Surabaya ini adalah langkah yang tepat untuk antisipasi,” paparnya.

Ketua DPRD Surabaya yang juga Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, beragam program ekonomi kerakyatan terus didorong di Surabaya. Kolaborasi antara wali kota, wakil wali kota, para kader PDIP di DPRD Surabaya, serta seluruh elemen partai berlambang banteng itu hingga tingkat kecamatan telah mampu memompakan pemulihan ekonomi secara lebih cepat.

“Kita semua berkomitmen bagaimana program padat karya sukses, sebagai respons atas situasi pemulihan ekonomi serta antisipasi potensi perlambatan ekonomi atau bahkan resesi ke depan. Di kampung-kampung, MBR diberdayakan, salah satunya disalurkan ke berbagai Rumah Padat Karya,” papar Adi. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry