Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Dr. Saiful Rachman, MM, MP.d.

Saiful Rahman: Pakde Karwo Kuatkan Pendidikan Pesantren dan Madin

SURABAYA – Pendidikan Jawa Timur kini maju pesat. Suksesnya Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017 tanpa ada gejolak Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2017, serta sejumlah prestasi nasional yang diraih sekolah di Jatim menjadi bukti bahwa pendidikan Jatim kini mengalami kemajuan.

Bahkan, prestasi terakhir ketika Jawa Timur mampu berada di peringat 12 dari 77 pada ajang Word Skill Competion ke-44 di Abu Dhabi.

Bukan hanya itu, situasi pendidikan Jatim sangat kondusif. Kekuatan persatuan guru dan siswa didukung oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan mampu mengayomi sekolah-sekolah di daerah.

Kekuatan jaringan antarguru di Jatim menjadikan pendidikan Jatim tidak bisa dianggap remeh.

Ini tidak terlepas dari peran Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Dr Saiful Rachman MM MPd. Lewat sentuhan tangan dinginnya Pendidikan Jatim melesat. Ini mengetahui bagaimana pendidikan di Jatim, berikut wawancara khusus dengan Saiful Rachman.

Pendidikan di Jatim maju pesat, apa konsep yang Anda terapkan?

Tidak ada konsep khusus untuk membawa pendidikan maju, semuanya sudah diatur dalam kurikulum yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan. Dari SD hingga SMA semua tidak bisa keluar dari pedoman yang ditetapkan.

Hanya saja perlu inovasi untuk tidak hanya terpaku pada pedoman yang ada. Perlu improvisasi dalam pengelolaan pendidikan. Jika terpacu hanya pada pedoman yang ada, maka bisa stagnan tidak akan maju.

Improvisasi seperti apa?

Untuk tingkat SMA dan SMK saja, SD dan SMP bukan kewenangan provinsi. Di SMK dan SMA yang kewenangan diberikan ke Provinsi, sudah banyak perubahan. Di SMA misalnya kalau berpedoman yang ada maka normatif saja, yakni pembelajaran dengan buku-buku yang sudah ditetapkan. Namun Dinas Pendidikan Jatim mengambil langkah bijak dengan menyebut SMA ‘Double Track’ sedangkan di SMK ada ‘SMK Mini’.

Istilah Double Track baru ada, bisa dijelaskan?

SMA Dobule Track murni ide cermerlang Gubernur Soekarwo (Pakde Karwo),  program Gubernur Jatim itu diharapkan bisa memberikan skill atau kompetensi tambahan kepada para lulusan SMA. Jadi, saat mereka tidak bisa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi bisa bekerja sesuai keahlian yang dimiliki. Contohnya, SMA diberi pelajaran membatik atau menjahit atau usaha lain, di tengah-tengah jam pelajaran yang ada. Pasti muncul pertanyaan apakah mengambil alih SMK. Tidak. Sebab sangat berbeda. SMK sangat fokus sedangkan di SMA masih dengan pelajaran lain. Para siswa jenjang SMA/MA memang tidak wajib untuk ikut dalam program double track. Mereka boleh memilih ikut atau tidak ikut. Namun, mereka yang ikut juga harus tetap sesuai standar. Sehingga, bobot kompetensinya juga seimbang. Baik kompetensi di bidang tata boga, tata busana, tata kecantikan, komputer jaringan, dan teknik kendaraan ringan.

Lalu bagiamana dengan SMK Mini, apakah bagian dari inovasi itu?

Sama juga ini adalah konsep berlian Pakde Karwo. Karena tidak lain sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan di tingkat SMK. Program ini mulai dilaksanakan pada 2014, untuk mencetak tenaga kerja terampil dan peluang usaha baru dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Jawa Timur. Program SMK Mini diprioritaskan di lingkungan pondok pesantren (ponpes) yang lokasinya terpencil. Selain itu, pembentukan SMK Mini dapat menciptakan peluang usaha baru yang menumbuhkan perekonomian di lingkungan ponpes.

Model SMK Mini lebih pada pemberian pelatihan dunia kerja. Ada beberapa jenis pelatihan usaha kerja di SMK Mini, disesuaikan potensi lokal. Mulai batik, konveksi, jaringan komputer, produk olahan, dan sebagainya.

Program pelatihan SMK Mini hanya enam bulan untuk sekali angkatan. Pelaksanaannya menggandeng dunia usaha dan dunia industri serta tenaga profesional sebagai pelatih.

UNBK 2017 yang di Jatim 100 persen, padahal Jatim banyak daerah di kepulauan, strategi yang diterapkan?

Ini tidak terlepas dari kerja sama semua seolah baik negeri maupun swasta. Tanpa mereka UNBK tidak akan mulus. Mereka yang tidak menyelenggarakan mau bergabung dengan sekolah lain yang siap sarana dan prasana. Mereka mau dan pindah ke sekolah lain, padahal ini tidak mudah. Tapi, karena kepentingan bersama mereka mau. Bahkan, di kepulauan juga demikian didukung oleh sarana komunikasi yang memadai. Menyatukan keterlibatan semua lembaga baik swasta dan negeri termasuk perusahaan BUMN tidaklah mudah, namun dengan pendekatan mereka bisa mendukung.

Bagaimana dengan pesantren dan para guru madrasah diniyah (madin)?

Dinas Pendidikan Jatim sangat perhatian dengan pendidikan di Pesantren di Jatim, justru SMK mini oleh Pakde Karwo tempatkan di Pesantren. Bahkan, banyak program penguatan diberikan ke Pesantren. Jatim adalah gudangnya pesantren, salah jika keberadaan mereka dianggap remeh. Pakde Karwo memberikan perhatian khusus pendidikan di Pesantren.

Bahkan, untuk guru Madin, Pemprov Jatim meyiapkan beasiswa agar mereka melanjutkan ke jenjang S-1.

Tahun 2018 Pakde Karwo malah minta penguatan di wilayah Madura yang notabene adalah gudangnya pesantren. Madrasah Aliyah (MA) juga diminta ikut diperhatikan yang selama ini menjadi kewenngan Kementerian Agama  (Kemenag).

Bagaimana cara menata SMA dan SMK dengan jumlah ratusan?

Alhamdulillah dari Banyuwangi, Pacitan, Tuban, Ngawi dan Bojonegoro dan daerah lain tidak ada gejolak. Proses peralihan berjalan mulus. Pemkab dan Pemkot tidak ada yang keberatan, kalau saja ada masalah kecil sehingga ada yang sampai ke MK, ini bagian dari demokrasi. Namun, hampir semua bisa menerima dan sekarang sudah berjalan lancar tidak ada gejolak. Bahkan, di provinsi lain proses peralihan ini masih belum mulus dan muncul gejolak dengan Pemkab dan Kota.

Apa ada resep khusus mengendalikan SMA dan SMK se Jatim?

Tidak ada konsep khusus, semua didasari pada kesadaran serta pentingnya memajukan pendidikan Jatim. Ibaratnya , sekali remote dari Kantor Dinas Pendidikan Jatim di Surabaya, ditekan, mereka semua jalan , baik dari guru, kepala sekolah, siswa sampai kepala cabang. Sekali lagi mereka memiliki niatan kuat untuk memajukan Jatim. Jangan heran bila ada event sekali saja diperintahkan ikut semua serentak datang, dengan jumlah ratusan ribu. Jadi, tidak ada konsep khusus. Tinggal tekan tombol saja semua bergerak.

 

Komentar Pakar Pendidikan

Prof Muzaaki, Ketua Dewan Pendidikan Jatim

Capaian Pendidikan Jawa Timur di Atas Nasional

DALAM banyak aspek, capaian pendidikan Jawa Timur telah menunjukkan prestasi di atas nasional. Mulai dari angka partisipasi kasar Pendidikan dasar hingga menengah, capaian prestasi di aras rata-rata nasional. Bahkan, tahun 2017 ini, pendidikan jawa timur berhaasil menjunjukkan inovasi yg bagus, seperti beasiswa pendidikan untuk siswa miskin berprestasi jenjang SMA (Bidik Misi SMA), apresiasi pendidikan jawa timur, double track SMA, dan tunjangan unttuk GTT. Semua itu hanya ada di jawa timur. Tentu semua capaian itu penting ditingkatkan, minimal dipertahankan.

Memang jawa timur masih memiliki problem IPM di daearh pulau madura dan bondowoso, situbondo dan probolinggo. Tahun 2018 jawa timur perlu memberikan perhatian khusus pd pembengunan IPM di daerah- daerah ini.

 

Dr Suko Widodo, Akademisi Universitas Airlangga

Pak Saiful Sangat Pro Aktif kepada Publik

Pemprov Jatim memiliki persiapan yang matang dalam menatap globalisasi. Salah satunya dengan menyiapkan sumber daya manusia berdaya saing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Saya mengikuti secara langsung bagaimana Dindik Jatim sebagai leading sektor dalam menyiapkan anak-anak muda yang berdaya saing itu melalui SMK.

Konsep rasio SMK dan SMA 70 banding 30 merupakan kebijakan strategis yang telah berhasil direalisasikan Dindik Jatim. Transformasi kebijakan hingga ke level paling bawah itu penting. Sebab, dalam bidang pendidikan, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan.

Masyarakat, membutuhkan pemahaman yang utuh terhadap setiap kebijakan strategis di bidang pendidikan. Dan hal itu telah dilakukan dengan baik oleh Dindik Jatim baik secara kelembagaan maupun secara individu penanggung jawab instansi tersebut.

Pak Saiful sangat pro aktif dalam melakukan komunikasi dengan publik. Itu terlihat dari aktifitasnya melalui berbagai media, termasuk media sosial. Dia sadar bagaimana zaman ‘now’ berkembang begitu pesat melalui kekuatan informasi. zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry