Gus Nur di PN (ft kiri/sindonews.com) dan Gus Yasien (FT/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), H Mohammad Yasien, mengaku ingat omongan Gus Nur panggilan akrab Sugi Nur Raharja, yang berujung ke persidangan.

Dalam pengadilan, Jaksa Didi AR membeberkan ucapan-ucapan Gus Nur yang dinilai telah melanggar hukum. Padahal, sampai sidang selesai, tidak ada saksi (pelapor) yang hadir di persidangan. Tapi jaksa tetap ngotot.

Pertama, begitu tuduhnya, pada menit 03.45, Gus Nur berbincang dengan Refli Harun tentang organisasi Nadhatul Ulama (NU), Gus Nur menyebut jika NU adalah bus umum yang supirnya pada  maduk, kondektur teler, dan kernet ugal-ugalan. Kata Gus Nur, ini membuat NU kehilangan marwah.

Kedua, dakwaan Jaksa Penuntut Umum itu merujuk pada wawancara Gus Nur di akun YouTube Munjiat Channel, yang isinya kurang lebih sama. “Lama-lama saya berpikir, kok sepertinya benar omongan dia. Ada lagi yang bilang mereka (yang geger itu red.) ‘Kualat Gus Nur’. Sekarang elit NU geger terus. Ada laporan polisi, gugatan ke PN, demo Rais Aam, sampai-sampai Banser menjaga rumahnya. Hari ini, situasi kantor PBNU kayak mau perang,” demikian Gus Yasien panggilan akrab H Mohammad Yasien kepada duta.co, Selasa (7/12/21).

Akan Kualat

Menurut Gus Yasien, kalau mau mengurai ‘benang kusut’ di PBNU, cukup membaca buku Cak Anam (Drs Choirul Anam) yang bertajuk ‘NU JADI TUMBAL POLITIK KEKUASAAN –  Siapa Bertanggungjawab?’. Dari buku itu, tergambar jelas, bahwa, problem serius NU, itu bermula dari muktamar ke-33 NU di Jombang.

“Jadi, jangan hanya selesaikan konfliknya, tetapi, tuntaskan akarnya. Politisi-politisi yang merusak NU di muktamar Jombang, ini harus bertanggungjawab,” tegas alumni PP Tebuireng, Jombang tersebut.

Pengacara senior ini juga kecewa, karena selama ini apa yang diperjuangkan almaghfurlah KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) dan KH Hasyim Muzadi, tidak mendapat respon dari pengurus NU. Dampaknya, AD-ART organisasi tidak menjadi solusi persoalan.

“Seperti sekarang, geger soal jadwal muktamar, mana suara Mustasyar? Tidak ada. Yang saya baca malah ada pertemuan Semarang. Dan, jelas itu tidak bisa menyelesaikan masalah. Ada lagi majelis tahkim. Lalu buat apa ada Mustasyar PBNU?” tanyanya.

Masih menurut Gus Yasien, yang paling bertanggungjawab terhadap kondisi NU sekarang, adalah politisi-politisi yang merusak muktamar ke-33 NU di Jombang. “Cepat atau lambat, saya yakin, mereka akan kualat terhadap muassis NU,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry