SOSIALISASI : Gogot Cahyo Baskoro selaku Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Provinsi Jawa Timur saat memberikan materi (istimewa/duta.co)

KEDIRI|duta.co –  Demi suksesnya pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kediri, KPU Kabupaten Kediri menggelar seminar dan sosialisasi bertajuk ‘KPU Goes To Campus, Demokrasi dan Calon Tunggal, Sehatkah?’. Hadir dalam acara ini, Gogot Cahyo Baskoro selaku Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Provinsi Jawa Timur, Ketua KPU Ninik Sunarmi, Ketua Bawaslu Sa’idatul Umah, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Dr. Moh. Asror Yusuf, M.Ag, bertempat di Kampus IAIN Aula Ushuluddin, Selasa (24/11).

Dihadiri perwakilan mahasiswa dan disiarkan langsung melalui webinar, bertindak sebagai moderator Nanang Qosim yang juga menjabat Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Kabupaten Kediri, sebagai pemateri Gogot Cahyo Baskoro dan sebagai pembanding Taufik Al Amin merupakan Dosen IAIN Kediri dan Sa’idatul Umah

Dalam materinya, Gogot mengangkat tema Pentingnya Peran Aktif Pemuda / Mahasiswa Dalam Pemilihan Serentak Tahun 2020. Bahwa ada sisi positif digelarnya pemilihan di masa pandemi, karena untuk menyerap anggaran pemerintah melalui APBD dan APBN, juga anggaran pada Bawaslu, TNI Polri serta adanya fasilitasi dari pemerintah daerah. “Ini juga sebagai sebagai media  kampanye protokol kesehatan,” ucapnya.

Lalu yang menjadi tantangan dan pembuktian bagi penyelenggara , kesuksesan secara tekhnis pelaksaan, mampu menjaga integritas penyelenggaraan dan meningkatkan angka partisipasi masyarakat. “Perlu menjadi catatan, kepastian jalannya sistem pemerintahan, tidak ada yang memastikan pandemi akan berakhir  kemudian mendorong kepedulian dan kepekaan sosial, kesadaran masyarakat yang penuh empati dan bergotong royong,” terangnya.

Alasan Apa Golput Itu Keren?

SOSIALISASI : Contoh surat suara akan dipergunakan dalam Pilkada di Kabupaten Kediri (istimewa/duta.co)

Bila kemudian ada isitilah golput itu keren? “Padahal itu tandanya males, bagi mahasiswa apanya yang keren. Karena tidak ingin salah memilih calon yang korupsi? Lalu jika pilihannya yang jadi ternyata koruptor. Katanya hidup itu pilihan, namun saat suruh memilih malah tidak memilih. Mari teman – teman mahasiswa untuk terlibat dalam pendidikan dan pengawasan. Juga ikut survey bahkan terlibat penyelenggara pemilih meski sekarang sudah ditutup,” tegas Divisi Sosdiklih dan Parmas KPU Provinsi Jawa Timur.

Bila kemudian muncul money politic, Gogot kemudian menunjukkan data, agar harga diri mahasiswa tidak tertukar dengan rupiah. “Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak berpartipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga sepatu dan semuanya tergantung keputusan politik. Orang yang buta politik, begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik,” kutipan ucapan Gogot bersumber penyair Jerman, Bertolt Brecht.

Giliran Ketua Bawaslu juga membenarkan bahwa sebenarnya pemimpin tertinggi negeri ini, presiden takutnya sama mahasiswa. Dia pun mengisahkan di masa duduk di bangku kulia di era tahun 1995 – 1996, dimana seluruh kegiatan kampus hampir 2 bulan lumpuh hanya untuk melakukan orasi. “Bahwa kita sudah pernah 12 kali proses demokrasi, pada hari ini di masa pandemi dengan adapatasi kebiasaan baru, akan menjadi sejarah proses demokrasi khususnya di Kediri dan negeri ini,” ucap Sa’datul Umah.

Dihadapan peserta sosialisasi, kemudian dijelaskan tentang tugas Bawaslu, dimana terdapat Pencegahan, Pengawasan dan Penindakan. “Kami lebih pada memastikan kinerja KPU dan pihak – pihak terlibat proses Pilkada telah benar – benar menjalankan sesuai PKPU. Tugas beratnya kita, harus benar – benar memastikan setiap tahapan telah menerapkan protokol kesehatan,” terang Ketua Bawaslu.

Termasuk munculnya Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2020, yang mengatur soal tata cara pemakaian masker juga disampaikan dalam forum ini. “Bahwa mengacu Perbup tersebut, kita boleh berkegiatan dengan melepas masker, pada saat berpidato, saat foto sesaat, makan minum dan merokok serta sedang melakukan olahraga berat,” jelasnya. Sebagi penutup, Nanang Qosim mewakili KPU Kabupaten Kediri, berharap dukungan seluruh elemen mahasiswa demi suksesnya Pilkada di 9 Desember nanti. (nng)