MENYEMATKAN : Wakil Rektor III UMM, Dr. Sidik Sunaryo, SH., M.Si., M.Hum saat menyematkan jaket KKN pada salah satu calon peserta KKN Internasional. (duta.co/dedik ahmad)

MALANG | duta.co – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tengah fokus pada penanganan tenaga kerja di luar negeri khususnya perihal peningkatan kualitas pendidikan. Seperti KKN  yang bakal diterjunkan di Kota Kinabalu, Negeri Sabah, Malaysia.

Disampaikan Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya KJRI, Cahyono Rustam bahwa diperkirakan ada lebih dari enam ratus ribu warga negara Indonesia (WNI). Sedang yang tercatat di kantor ini hanya 151.000. Hal tersebut ia beberkan saat memberi kuliah umum pada agenda Pengarahan dan Pelepasan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhamamdiyah Malang (UMM) semester genap 2019/2020.

“Rata-rata para WNI yang datang ke Kinabalu untuk bekerja. Ada yang legal, memiliki majikan dan surat izin kerja. Adapula yang ilegal melalui berbagai jalan tikus. Tiap bulan, kami memfasilitasi pemulangan WNI oleh Malaysia. Jumlahnya sekitar 300-an orang,” tuturnya di hadapan 1210 peserta KKN.

Pekerja Migran Indonesia (PMI), sebutan pengganti TKI, tidak hanya bekerja. Ada juga yang menikah lalu memiliki anak. Anak-anak yang lahir dari hasil pernikahan para PMI ini mayoritas tidak memiliki surat keterangan resmi seperti akta kelahiran. Karena menikah hanya dengan syarat agama.

Dalam hal ini KJRI bertugas mengusahakan untuk membuatkan berbagai surat keterangan sepadan untuk anak-anak para PMI. Untuk pendidikan, anak-anak PMI tidak dapat bersekolah di sekolah negeri Malaysia. Hal ini terkait dengan undang-undang yang dimiliki Malaysia. “Bagi orang asing yang memiliki pendapatan di bawah 5.000 ringgit Malaysia, anak-anaknya tidak dapat disekolahkan di sekolah negeri,” jelasnya.

Pemerintah sendiri melalui KJRI menginisiasi  pendidikan anak-anak PMI agar tetap mendapatkan asupan pengetahuan. Indonesia melakukan negosiasi dengan pemerintahan Malaysia untuk mendirikan sekolah-sekolah alternatif. Kemudian berhasil mendapatkan izin  mendirikan sekolah alternatif. Antusias WNI begitu besar, pada saat awal berdirinya saja ada 1000-an murid yang belajar.

Para mahasiswa UMM yang KKN di sana nanti, akan membantu mendidik anak-anak WNI untuk berwawasan luas dan mencintai Indonesia.

Selain skema KKN internasional di Kinabalu, Malaysia, mahasiswa UMM juga disebar ke sejumlah daerah. Untuk regional Jawa Timur di antaranya Malang Raya, Kota Probolinggo, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Madiun.

Wakil Rektor III UMM, Dr. Sidik Sunaryo, SH., M.Si., M.Hum dalam kesempatan yang sama memberi wejangan kepada calon peserta KKN untuk terus menyemaikan berbagai kebaikan di tengah-tengah masyarakat. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry