DESA WISATA: Anggra Ayu Rucitra ST, MMT, salah satu dosen pembimbing KKN Abmas ITS bersama empat dosen dan 14 mahasiswa saat menunjukkan desain khas yang diaplikasikan pada merchandise dan souvenir untuk desa wisata tersebut. Duta/Wiwik

SURABAYA | duta.co –  Program Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKM Abmas) yang dilakukan lima dosen dan 14 mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) berhasil meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan budaya di Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tihingan, mereka menyiapkan program KKN Admas secara berkelanjutan dalam beberapa tahun.

Anggra Ayu Rucitra ST, MMT, salah satu dosen pembimbing KKN Abmas, mengatakan, kegiatan telah dilaksanakan sejak tahun 2020, dan akan berlanjut ke tahun-tahun ke depan.

“Tahun 2020 itu, atas petunjuk dari Prof Ketut (Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc, dari Departemen Teknik Sistim Perkapalan ITS-red), kami pilih lokasi KKN Abmas di desa ini,” kata Anggra, saat ditemui di workshop 101 Departemen Desain Interior ITS, Selasa (27/9/2022).

Tahun 2020 dimulai dengan pemetaan, kemudian berlanjut ke proses persiapan dan eksekusi di tahun 2021. Di tahun 2022 ini, tim KKN Abmas yang terdiri atas 5 dosen pembimbing yang dipimpin Prof Dr Ketut Buda Artana ST, MSc dan 14 mahasiswa/mahasiswi dari multi departemen, melanjutkan dengan melakukan kunjungan fisik ke lokasi dan melakukan pendampingan lanjutan.

Kunjungan fisik ke lokasi telah dilakukan pada 24 hingga 28 Juni 2022 lalu dan dilanjutkan dengan diskusi virtual yang masih berlangsung hingga saat ini.

“Secara umum terdapat beberapa luaran dari kegiatan ini. Pertama, desain merchandise dan souvenir khas Desa Tihingan, kedua tahapan pengembangan merchandise dan souvenir Desa Tihingan,” jelas Anggra.

Ketiga, tahap produksi mock up merchandise dan souvenir, serta keempat, konsep branding unit usaha Desa Wisata Tihingan.

Diakui Anggra, desa wisata Tihingan, belum menjadi desa wisata populer baik secara global, maupun lokal. Namun, pihaknya melihat potensi yang besar di desa tersebut, karena memiliki ke-khasan yang bisa mendukung peningkatan ekonomi warganya.

“Yaitu desa tersebut memiliki industri rumah tangga pembuatan peralatan gong. Dengan pemandangan alam yang tidak kalah eksotik dengan wilayah lain di Bali. Di desa ini ada pantai dan ada bukit,” ungkap Anggra.

Saat ini, progres dari KKN Abmas di Tiningan, sudah berhasil membuat suasana desa wisata tersebut banyak menerima kunjungan. Produk merchandise dan souvenir juga telah banyak diproduksi dan dijual, seperti kaos, mug, kerajinan tangan, termasuk miniatur alat gong yang terbuat dari besi.

“Ke depan, kami masih akan melakukan pendampingan di desa tersebut, untuk pengolahan sampahnya,” ujar Anggra.

Selain Prof Ketut dan Anggra, tim dosen dari KKN Abmas ITS di desa ini ada, Putri Dwitasari ST MDs (Desain Komunikasi Visual), Irna Arlianti ST, M.Ds (Desain Produk Industri) dan Dr Agnes Tuti Rumiati MSc (Departemen Statistika).

Sedangkan mahasiswa dan mahasiswi yang terlibat, meliputi Jessie Reyna Marshiela, Komang Amelia Komala Dewi, Kadek Adi Surya Negara, Axel Jonathan Tantowi, dan Marta Devira Yuharma, dari departemen Statistika.

Kemudian Tania Toti Berlyane, Daya Sangsaka R K, Lutfita Ashri Azahra, Salsa Dika Rostyana Dewi, Neysa Adelia Husna, Zefanya Regita Kristiani, dan Maria Anugrahaning Kesuma Putri dari Departemen Desain Interior. Serta dua mahasiswa dari Departemen Desain Produk atas nama Zein Muhammad Refanza dan Tasya Aurellia. wik

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry