Prof KH Syukron Ma’mun, pengasuh Ponpes Daarul Rahman. (FT/dakwahnu.id)

SURABAYA | duta.co – Belakangan, ada kelompok yang ingin ‘menggunduli’ peran ulama dalam menjaga dan mempertahankan Pancasila. Bahkan, ada upaya ‘menyisihkan’ nama-nama ulama dari sejarah panjang perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Sebagaimana isi buku ‘Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dan II’ oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang, menggemparkan publik beberapa waktu lalu.

“Webinar Kebangsaan PKS bertajuk ‘Peran Ulama dalam Membela dan Mempertahankan Pancasila’ ini, sangat penting. Karena belakangan banyak yang menafikan. Maka, umat Islam, politisi santri, partai yang peduli kepada umat, bangsa dan Negara, harus juga peduli terhadap semua itu,” demikian H Drs Abdul Kholiq, mantan Pengurus PC GP Ansor Jombang kepada duta.co, Jumat (8/10/21).

Webinar Kebangsaan PKS ini akan berlangsung Jumat (8/10) malam dengan menghadirkan Prof KH Syukron Ma’mun, pengasuh Ponpes Daarul Rahman. Selain itu, Dr Habib Salim Segaf Al-Jufri, MA sebagai keynote speakers. Ada juga Prof Dr Ahmad Mansur Suryanegara serta Dr H Jazuli Juwaini, Lc, MA. “Ini akan disiarkan langsung melalui PKSTVIndonesia,” demikian Imam Budi Utomo,  mantan Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Jambangan, Surabaya.

Menurut Imam, sosok Kiai Syukron Ma’mun, menjadi sangat penting. “Karena beliau bukan saja membaca sejarah, tetapi, menjadi pelaku sejarah. Beliau lahir sebelum Indonesia merdeka, 21 Desember 1941. Tahu persis bagaimana para ulama menjaga dan mempertahankan Pancasila. Ideologi negara ini berkali-kali mengalami guncangan, dan ulama berada di garda depan,” tegasnya.

Selain itu, Kiai Syukron Ma’mun selain seorang ulama, juga dikenal sebagai politisi Islam. Kini, Kiai Syukron adalah pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta. Kiai Syukron lama belajar di pesantren salafiyah Sidogiri, Jawa Timur, lalu ke pesantren modern Daarussalam Gontor, Ponorogo dan kemudian melanjutkan ke Institut Islam Daarussalam (ISID) Gontor. “Pengalaman beliau soal perjuangan, amat banyak. Dan itu sangat perlu bagi generasi muda sekarang,” jelas Imam. (mky)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry