Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar bersama Ketua Panitia MTQ XIV NU Jawa Timur H Musyafa' Ali, di Pesantren Asy-Syadzili, Pakis Malang. DUTA/ist

MALANG | duta.co – Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XIV lanjutan, digelar di Pondok Pesantren Asy-Syadzili, Pakis, Malang, Sabtu (10/4/2021).

Kegiatan yang digelar Pimpinan Wilayah (PW) Jamiyyatul Qurra’ wal-Huffazh (JQH) Jawa Timur itu memperebutkan Piala Kapolda Jatim 2021.

Acara yang berlangsung hingga Minggu (11/4/2021) itu  dibuka oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.

Dalam kesempatan itu, Kiai Marzuki  mengatakan, menghafal Alquran, mendalami dan memelajarinya merupakan ikhtiar menjaga kesucian Alquran.

“Kitab Suci yang merupakan firman Allah Subhanahu wa-ta’ala (Swt) mana Allah-lah yang akan menjaganya. Karena itu, memahami Alquran sekaligus menghafal dan memelajarinya sangat penting bagi umat Islam,” tutur Kiai Marzuki.

Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang  itu mengingatkan, dengan memelajari Alquran dan menghafalnya bagi seorang muslim akan memberikan manfaat di tengah masyarakat.  Mereka adalah orang-orang yang mulia di mata Allah dan di mata masyarakat.

Di tengah masyarakat, para penghafal Alquran lebih diutamakan untuk menjadi imam dalam salat. Dengan pembacaan yang fasih, para penghafal Alquran sangat dimuliakan sesuai pesan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

“Kanjeng Nabi berpesan, pilihlah imam salat seseorang yang bacaan Alquran yang paling fasih. Dan yang terbaik di antara kalian adalah yang terus belajar Alquran,” tutur Kiai Marzuki.

Ia pun mengingatkan adanya seseorang yang sembrono dalam membaca Alquran. Mereka inilah yang terancam dilaknat Allah.

“Yakni, orang yang tak mengerti tajwid (tatacara membaca Alquran) dan membacanya salah. Orang yang tak mengerti ilmu tafsir dan ahli tafsir, ikut menafsir Alquran,” tuturnya.

Dengan diadakan MTQ, menurut Kiai Marzuki, umat Islam terus menerus berusaha untuk menjaga kesahihan bacaan yang telah diajarkan sejak zaman Kanjeng Nabi hingga kini. Dengan memelajari bacaan Qiraah Sab’ah, misalnya, kesinambungan ilmu dan bacaan yang benar, sebagaimana diajarkan para Sahabat Nabi.

Ketua Panitia MTQ NU Jawa Timur, H Musyaffa’ Ali mengatakan, kali ini merupakan penyelenggaraan MTQ terpanjang. Dengan proses yang mengalami penundaan karena pandemi Covid-19.

“Kita yang terbiasa dengan penyelenggaraan MTQ dengan meriah akhirnya harus menyesuaikan dengan kondisi, dari rencana yang diadakan tahun lalu akhirnya bisa diadakan secara virtual, baik di Pesantren Konang Bangkalan sebelumnya, hingga dilanjutkan di Pesantren Asy-Syadzili Pakis Malang ini,” tuturnya.

Dalam MTQ NU Jawa Timur kali ini, terdapat tiga jenis lomba MTQ. Antara lain Musabaqah Hizhil Quran (MHQ), putra-putri 10 Juz dan 20 Juz, Lomba Mars dan Sholawat, serta Lomba Tilawah, terbagi atas kagetori Anak putra-putri, Remaja putra-putri.

Dalam rangkaian MTQ XIV, tahapan sebelumnya diadakan di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Konang, Bangkalan, Madura. Sebagai bentuk syiar yang lebih luas, kemudian puncaknya digelar di Malang ini. ril/hms

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry