NU CIRCLE: Ketua Umum NU Circle Dr. Garot Prio Utomo saat membuka Pelatihan Gernas Tastaka NU Circle di Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqofah di Ciganjur, Jakarta, secara tatap muka terbatas, Sabtu (9/10/2021).

JAKARTA –  duta.co | Ketua Umum NU Circle Dr.  Garot Prio Utomo mengingatkan semua pihak untuk tidak mengabaikan nalar generasi Indonesia.  Jika nalar generasi Indonesia ini rapuh,  ada berbagai ancaman bagi keutuhan NKRI di masa depan.

Penegasan ini disampaikannya saat membuka Pelatihan Gernas Tastaka NU Circle di Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqofah di Ciganjur,  Jakarta, secara tatap muka terbatas, Sabtu (9/10/2021). PT Paragon mendukung kegiatan ini secara penuh dengan mengusung Program Tadris Matematika.

Selain di Al Tsaqofah,  NU Circle secara serentak melaksanakan pelatihan Gernas Tastaka di 9 wilayah lainnya secara online, seperti di Jawa Timur,  Jawa Tengah,  Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, NTB dan NTT.  Turut mengambil tanggung jawab dalam perbaikan generasi emas Indonesia, NU Circle saat ini ikut serta dalam Program Organisasi Penggerak Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek.

“NU Circle sangat serius mengawal Generasi Emas Indonesia 2045. Salah satu caranya adalah mengajarkan proses bernalar dengan benar sejak usia pendidikan dasar.  Jika nalarnya benar, Indonesia akan memiliki sumber daya manusia benar dan yang unggul. Jangan remehkan nalar anak-anak yang saat ini berusia di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah.  Merekalah sesungguhnya pemimpin masa depan Indonesia.  Di tangan mereka hitam putihnya Indonesia ditentukan.  Kita tidak boleh mengabaikan generasi Indonesia sejak saat ini, “ tegas Dr. Gatot yang biasa disapa Gus Pu ini.

Menurut Gus Pu,  cerita rendahnya kemampuan anak Indonesia di bidang matematika dan membaca sungguh sangat memprihatinkan.  Berbagai survei nasional dan internasional menempatkan anak Indonesia di posisi paling mengenaakan.  Namun,  NU Cirrcle tidak ingin mengutuki keadaan.

“Kami memahami kondisi rendahnya mutu pendidikan nasional saat ini.  Sebuah situasi yang tidak bisa dipikul pemerintah sendirian meskipun kita semua tahu bahwa  saat ini pemerintah semakin tidak kompeten membuat berbagai kebijakan di bidang pendidikan.  NU Circle memikul tanghung jawab untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sumber daya yang ada untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional,  sekuat tenaga dan bekerja keras untuk membangun sinergi dengan berbagai lembaga dan perusahaan agar ikut terlibat dalam memperbaiki keadaan ini, “ ujar Gus Pu.

Dikatakannya,  proses perbaikan bernalar anak Indonesia harus dilakukan dengan cara yang tepat.  Pembelajaran matematika harus disesuaikan dengan perkembangan kognirif siswa.  Harua dimulai dari ya g bersifat konkret,  lalu gambar dan abstrak.  Tidak boleh pembelajaran matematika dimulai dari sesuatu yang abstrak.

“Gernas Tastaka mengajarkan materi pembelajaran matematika  konkret,  gambar dan abstrak. Anak-anak diajari matematika sesuai perkembangan usia anak.  Anak diajak melalui proses berpikir dan bernalar.  Anak-anak juga diajari proses menemukan. Dengan cara ini,  kompetensi bernalar anak akan terus diasah.  Jika proses bernalar anak-anak sudah benar,  ke depan anak Indonesia tidak mudah termakan informasi hoax, selalu berpikir sebelum membuat keputusan, dan senantiasa mengedepankan berpikir dalam memecahkan beragam masalah.  Tidak emosial dan tidak mudah diindoktrinasi dengan berbagai ajaran radikal yang menyesatkan,” imbuh Gus Pu.

Gus Pu menegaakan rencananya pelatihan akan dilaksanakan hingga Desember 2021. Gus Pu mengajak BUMN dan perusahaan lainnya secafa bersama-sama menaruh perhatian yang sangat besar pada pendidikan dasar.

“Saya mengajak pemerintah agar mengubah haluannya untuk serius mengurusi mutu pendidikan dasar.  Mumpung belum terlambat dan jangan sampai terlambat.  Jangan pertaruhkan Indonesia dengan mengabaikan pendidikan dasar,” pesan Gus Pu.  rls

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry