KEDIRILAGI : Ketua TP3K Sutrisno gencar menggelar acara salat malam (istimewa/duta.co)

KEDIRI | duta.co – Dikonfirmasi terkait kegiatan salat malam secara rutin digelar keliling di wilayah Kabupaten Kediri, Ketua Paguyuban Kepala Desa (PKD), Johansyah Iwan Wahyudi saat dikonfirmasi Rabu (22/1), menyatakan tidak menolak. “Namun untuk kebutuhan seluruh acara dan biayanya tanggung dewe (sendiri, red). Kita uang darimana, karena bukan desa yang punya kepentingan,” tegasnya.

Tidak seperti sejumlah kepala desa secara terang – terangan menyatakan menolak jika desanya dijadikan lokasi salat malam. Johansyah merupakan Kades Klampisan Kecamatan Purwoasri menyatakan jika dirinya mempersilahkan bila acara tersebut digelar di desanya. “Namun dengan catatan, saya hanya ketempatan untuk lokasi. Urusan apapun terkait acara tersebut, kami tidak ada anggaran khusus apalagi harus memakai uang pribadi,” ujarnya.

Bila melihat sejumlah kejadian tahun lalu dan rekam jejaknya bisa dicek  langsung di media digital, menurut Johansyah, masih menyimpan rasa sakit hati karena keberadaan kades dibatasi dengan peraturan daerah dibuat Bupati Kediri dr. Haryanti Sutrisno. “Masih ingat bagaimana aksi kami, para kepala desa saat menggelar aksi di depan Kantor Bupati Kediri. Juga terkait rekrutment perangkat desa ada indikasi akan dijadikan ladang uang oleh sejumlah oknum,” terangnya.

Dirinya menyakini hidup dalam negara demokrasi, bahwa melaksanakan salat malam bukan kewajiban dan tidak perlu ada unsur paksaan. “Jika kades membuat undangan, tentunya warga pasti hadir. Mereka pasti takut jika pelayanan dipersulit, saya sependapat jika soal pernyataan beberapa kades soal ini. Makanya, kami persilahkan namun untuk biaya tanggung dewe,” terangnya. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry