MALANG | duta.co – Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika mencurigai oknum pengurus KONI Kota Malang telah berani memotong anggaran pembinaan. Dana 15 Miliar yang seharusnya untuk pembinaan melaju ke Porprov, ditengarahi dipotong dengan alasan untuk bonus atlet.

Ditemui seusai audiensi dengan 53 Cabor di Balaikota, Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika membeberkan hal diatas. Menurutnya awalnya anggaran untuk KONI 15 Miliar kemudian ditambah 3,5 Miliar yang khusus untuk bonus, tidak boleh untuk yang lain. Kenyataannya, justru legislatif mendapatkan informasi, 15 Miliar yang seharusnya untuk pembinaan dan melaju ke Porprov ada yang dipotong.

“Kami mendengar tanpa ada pemberitahuan, anggaran dari 15 Miliar itu dipotong untuk nambahi bonus, itu gak boleh sebenarnya, karena peruntukannya jelas,” ungkapnya.

Ketua DPRD ini lantas membeberkan kronologi anggaran KONI Kota Malang dapat turun di tahun 2022. Saat itu, ia mengaku sampai debat dengan bagian keuangan hingga Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang. Lantaran pihaknya meyakini tidak ada olahraga prestasi yang tidak menggunakan anggaran.

Made selaku wakil dari rakyat lantas mempertanyakan dana yang telah digunakan KONI Kota Malang pasca Porprov. Laporan pertanggungjawaban dari dana yang telah digunakan yang ia rasa belum sampai di tangannya. Padahal ia selaku Ketua Banggar, dan Walikota yang mengesahkan, merasa dikecewakan karena ketidak adanya LPJ.

Made pun kemudian berharap pengurus KONI Kota Malang periode berikutnya benar-benar amanah dan bisa mengelola anggaran. Terlepas siapapun nanti yang akan terpilih, terkait Lokus pemeriksaan BPK Januari nanti ada di dana hibah. Sedangkan di Kota Malang dana hibah paling besar itu ada di KONI.

Ia pun melihat penyelenggaraan Musorkot KONI Kota Malang yang telah melanggar AD/ART. Made khawatir jika pencairan anggaran 2023 mendatang, karena ia menganggap penyelenggaraan tak sesuai aturan organisasi.

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry