Gus Yasin (kanan) dan Kerumunan massa pada kunjungan Presiden Jokowi di NTT. Ini menjadi ujian kapolri dalam penegakan hukum yang presisi seperti janjinya. Foto/tangkapan layar/sindonews.com/ist

SURABAYA | duta.co – Prihatin! Ketua Harian Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN) H Tjetjep Muhamad Yasin, mengaku prihatin menyaksikan ketidakadilan sudah dipertontonkan di depan umum.

“Lebih prihatin lagi, tidak ada yang berani meluruskan.  Wahai ulama, kalau kalian diam, berdosa! Itu pasti,” demikian disampaikan Gus Yasin, panggilan akrab H Tjetjep Muhamad Yasin kepada duta.co Kamis (25/2/20210) usai menyaksikan viralnya kerumunan massa menyambut Presiden Jokowi di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu.

Alumni PP Tebuireng, Jombang ini yakin, bahwa, bangsa Indonesia bakal didera masalah serius, jika semua ‘membisu’ menyaksikan ketidakadilan. Ia kemudian menyebut betapa sadisnya hukum terhadap Habib Rizieq Syihab. Ia harus mendekam di penjara, gegera dituduh melanggar protokol kesehatan.

“Kerumunan massa menyambut Presiden Jokowi di Maumere adalah tamparan keras bagi aparat penegak hukum. Masih adakah hukum di negeri ini. Kalau rakyat dihukum, sementara pejabat dibiarkan. Kini penguasa sudah tidak punya malu melanggar hukum di depan rakyatnya,” jelas Gus Yasin.

Sangat Berbahaya

Menurut pengacara senior Surabaya ini, kejadian di Maumere itu mestinya mencoreng muka aparat. Fakta yang memalukan ini, jelasnya, tengah dibuka lebar-lebar oleh Allah swt. Ini sekaligus ‘penghinaan’ bagi ulama-ulama kita yang tidak memiliki keberanian bicara kebenaran.

“Kalau orang awam diam, itu biasa. Tetapi bagi orang berilmu, alim ulama, ini sangat berbahaya kalau sampai mereka tidak berani bicara melihat kedholiman,” terangnya sambil menegaskan, bahwa, rencana masyarakat melaporkan Presiden Jokowi  ke Bareskrim Polri, tidak yakin bisa diproses.

Seperti diberitakan, Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan berencana melaporkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi ke Bareskrim Polri atas dugaan telah melanggar protokol kesehatan. Laporan itu rencananya dilayangkan Kamis (25/2/2021).

Kurnai selaku Ketua Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan menjelaskan, bahwa dugaan pelanggaran protokol kesehatan itu berkaitan dengan terjadinya kerumunan massa yang menyambut Jokowi saat melakukan kunjungan kerja ke Maumere, Kabupaten Sikka, NTT.

“Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin rakyat malah membuat kerumunan dan abai terhadap protokol kesehatan dengan melemparkan bingkisan dari atas mobil,” kata Kurnia saat dikonfirmasi, Rabu (24/2/2021) sebagaimana dikutip suara.com. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry