Oleh: Prof Drs H Junaidi Mistar MPd PhD* 

SELURUH perguruan tinggi di Indonesia saat ini berlomba-lomba untuk mengembangkan perkuliahan sistem daring. Dengan tingkat capaian yang tentunya berbeda-beda hal ini sesuai dengan tingkat capaian IT masing-masing. Begitu kasus Covid 19 ini meledak beberapa perguruan tinggi sempat tergagap-gagap setelah pemerintah menyarankan bahkan melarang  perkuliahan dengan sistem tatap muka.

Keadaan ini memaksa perguruan tinggi Mengubah sistem perkuliahan tatap muka diganti dengan perkuliahan daring. Hal tersebut melalui berbagai aplikasi yang ada.

Jauh sebelum Covid 19 di level dosen sudah berjuang mengaplikasikan perkuliahan dengan sistem daring. Di kalangan mahasiswa juga berekspektasi yang sangat tinggi terhadap pembelajaran daring. Mereka semua berpikir yang serba wah terhadap perkuliahan online ini.

Namun ketika kondisi yang mengharuskan hal tersebut cepat diterapkan yang itu berarti semuanya harus dilakukan dengan sistem daring ternyata hal tersebut justru dirasakan menjadi beban yang sangat berat terutama oleh mahasiswa

Semuanya tidak terpikirkan oleh kita semua. Hanya tergambar bahwa semuanya akan lebih efisien pembelajaran pun tidak harus dalam satu waktu.

Ternyata kesiapan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan daring jauh dari harapan. Pasalnya sistem online ini menuntut kemandirian belajar yang tinggi di tiap mahasiswa.

Perkuliahan sistem daring ini sudah mencapai hampir 1 bulan.

Salah satu faktornya ialah kekurangan siapan dosen terhadap perubahan cepat teknologi. Hingga perkuliahan sistem online ini lebih membebani mahasiswa lantaran banyak dicekoki tugas.

Di sisi lain dalam hal teknis penyebaran jaringan kebutuhan internet juga belum merata. Hal ini terasa ketika masing-masing mahasiswa pulang ke daerahnya hingga koneksi internet dirasa sangat kurang merata.

Hingga butuh kebijakan khusus bagi para dosen untuk menyikapi permasalahan coverage area internet bagi para mahasiswanya. Terutama saat perkuliahan menggunakan video conference. Yang hal tersebut membutuhkan jaringan internet yang kuat serta dukungan dari kuota masing-masing mahasiswa.

Salah satunya dengan tetap memberikan layanan model perkuliahan lain yang lebih hemat dengan lewat linimasa WhatsApp umpamanya.

Perguruan tinggi juga semestinya aktif bekerjasama dengan berbagai provider agar permasalahan kuota dan jaringan ini dapat teratasi.

Solusi yang lain yakni pihak Universitas membukakan akun atau Portal Resmi sistem pembelajaran daring yang bisa diakses oleh seluruh mahasiswa kurang meratanya jaringan.

Sebenarnya kendala utama dalam pelaksanaan pembelajaran daring sendiri ialah seberapa jauh pemerintah menyiapkan jaringan internet hingga sampai pelosok. Tak kalah pentingnya, pemerintah juga dituntut untuk menghadirkan layanan internet dengan biaya murah, terjangkau oleh semua kalangan, terutama mahasiswa.

Ternyata kendala kurang meratanya sebaran jaringan internet ini dialami juga oleh negara-negara lain Asia Tenggara. Bahkan negara kecil seperti Malaysia mengakui belum meratanya jaringan. Hal ini terungkap di acara ulang tahun Asosiasi Ahli dan dosen Republik Indonesia (Adri) yang menggelar Zoom Meeting dengan narasumber berbagai dosen ahli dari berbagai negara.

Selain itu,  penerapan sistem daring, harus diakui ada sisi yang hilang. Salah satunya, keterkaitan emosional antara mahasiswa dengan dosen menjadi sirna. Mahasiswa mulai rindu bertatap muka bertemu dengan dosen.

Permasalahan lain yang menggelayuti pembelajaran / perkuliahan online, ialah kemandirian mahasiswa belum seperti yang diharapkan sistem pembelajaran daring. Dimana mulai tahap perencanaan pembelajaran, melaksanakan, sekaligus memonitor dan mengevaluasi sendiri.

Sedangkan mahasiswa masih tergantung sepenuhnya kepada dosen. Terutama di awal saat dosen mengawali konten perkuliahan point-point yang akan disampaikan sudah bisa diinformasikan kepada mahasiswanya. Ini yang sebetulnya diharapkan hingga dapat di-search oleh masing-masing mahasiswa.

*Penulis adalah Wakil Rektor I Universitas Islam Malang (Unisma).

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry