PELATIHAN GURU : Dr Teguh Herlambang saat memberikan pelatihan kepada para guru PAUD agar bisa memperkenalkan pengenalan huruf dan angka melalui Microsoft powerpoint. DUTA/istimewa

Mencari media pembelajaran yang bisa membuat anak didik merasa senang untuk belajar, perlu dilakukan para guru. Karena itu guru dituntut untuk terus kreatif dan inovatif dalam memilih media pembelajaran, terutama di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD).

Media pembelajaran melalui Microsoft Power Point menjadi salah satu pilihan. Seperti yang diperkenalkan tiga dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di PAUD Harapan Bangsa di Bulak Kenjeran Surabaya beberapa waktu lalu.

Tantangan bagi seorang guru adalah ketika memberikan pembelajaran tidak direspon baik oleh anak didik. Atau bahkan anak didik tidak mengerti akan apa yang disampaikan gurunya.

Ini sungguh menyedihkan. Mengapa itu bisa terjadi, penyebabnya bermacam-macam. Salah satunya karena guru tidak menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang menarik peserta didiknya, apalagi di lembaga PAUD.

Siswa-siswi di PAUD tentu saja membutuhkan cara pembelajaran yang berbeda. Cara konvensional misalnya pembelajaran dengan sistem text book, tentu saja sangat membosankan.

Apalagi di eras sekarang ini, di mana kecanggihan teknologi sudah semakin masif, bahkan anak kecil sudah memanfaatkan kecanggihan itu. Sehingga seorang guru perlu untuk memanfaatkan teknologi untuk memberikan pembelajaran pada siswa-siswinya walau masih duduk di bangku PAUD.

Tiga dosen Unusa yakni Teguh Herlambang, Fajar Annas Susanto dan Abdul Muhith mencoba memberikan pelatihan kepada para guru di PAUD Harapan Bangsa agar lebih kreatif dan inovatif. Salah satunya dengan memanfaatkan Microsoft Power Point untuk memberikan pembelajaran pengenalan huruf dan angka.

Teguh Herlambang mewakili dua dosen lainnya, dalam laporan kegiatan pengabdian masyarakat ini mengatakan saat ini sebagian besar metode pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional. Metode ini memiliki banyak kelemahan antara lain siswa PAUD cepat merasa cepat bosan dengan media kertas.

Media kertas maksudnya adalah biasanya guru PAUD membagikan kertas yang berisi tentang pengenalan huruf dan angka. Di sisi lain, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mencermati bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi perlu dikuasai.

“Ahli mengatakan belajar anak berbeda dengan belajar orang dewasa. Karena anak belajar setiap saat. Prinsip belajar anak akan memberikan implikasi terhadap tugas guru,” ujar Teguh.

Dikatakan Teguh, prinsip belajar anak berbagai macam. Yakni anak suka pembelajaran aktif. Merela belajar dipengaruhi lingkungan. Selain itu anak belajar melalui kombinasi pengalaman fisik dan interaksi sosial.

“Yang perlu dipahami anak  belajar dengan gaya yang berbeda dan lebih suka dengan cara bermain,” tandas Teguh.

Guru Paud antusias mengikuti pelatihan agar bisa memberikan sesuatu yang berbeda bagi anak didiknya. DUTA/istimewa

Karena itu, ketiga dosen ini mencoba memberikan alternatif baru sistem pembelajaran kepada para guru di PAUD Harapan Bangsa akhir 2019 lalu. Karena, kata Teguh, para guru di sana belum memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam pembelajaran. “Semua masih menggunakan kertas,” tukasnya.

Selama ini kata Teguh, guru di PAUD tersebut menghabiskan banyak kertas untuk pembelajaran pengenalan huruf dan angka pada siswanya. “Ini sangat tidak efektif, banyak biaya yang dikeluarkan dan tidak menarik bagi siswa,” tukasnya.

Pembelajaran dengan Microsoft Power Point kata Teguh jauh lebih efektif. Ini dapat mempermudah dalam penyampaian ke anak usia dini. Media Microsoft Power Point ini digunakan sebagai pendamping media pembelajaran video yang sudah biasa digunakan.

“Dengan Microsoft Power Point, anak bisa lebih interaktif dalam belajar mengenal huruf dan angka karena dapat langsung diubah-ubah angka dan hurufnya. Sehingga menyenangkan bagi siswa,” jelasnya.

Dalam hal ini, ketiga dosen ini juga mengajari bagaimana para guru itu menggunakan Microsoft Power Point untuk pembelajaran. Membuat materi pembelajaran dan sebagainya.

“Pokoknya sampai bisa.  Agar guru bisa menggunakan media ini untuk pembelajaran. Bukan sekadar pengenalan saja. Dan Alhamdulillah guru-guru sangat antusias dan mereka mulai menerapkannya.,” tukas Teguh. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry