PERCONTOHAN : Plt Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Hudiyono (tengah) saat menerima kunjungan staf dari Kementerian Perekonomian di kantornya, Selasa (20/8). DUTA/endang

Gandeng Sembilan Provinsi dan Satu Kabupaten

SURABAYA | duta.co – Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian sudah menyelesaikan 17 kurikulum kompetensi untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kurikulum kompetensi yang disesuaikan dengan keunggulan daerah ini akan mulai diberlakukan pada tahun ini.

Untuk menyelesaikannya, Kemenko bekerjasama dengan sembilan provinsi, salah satunya Jawa Timur dan satu kabupaten yakni Kampung Barat.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Harmonisasi Hubungan Internal Kemenko, Sumurung Simajuntak saat berkunjung ke Kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur, Selasa (20/8). Kunjungan itu diterima Plt Kepala Dindik Jatim, Hudiyono di ruang kerjanya.

Dikatakan Sumurung, kunjungan ini dalam rangka penyusunan kurikulum yang sesuai dengan keunggulan daerah masing-masing.

“Sepeti kita tahu, Presiden Jokowi melihat keunggulan setiap derah berbeda. Kita ini penghasil rempah-rempat yang sangat besar, tapi tidak tahu proses dari hulu ke hilirnya.

Untuk itu kita buat SMK dengan kurikulum kompetensi kopi sehingga nanti bisa menjadi rujukan SMK dari daerah lain yang punya potensi serupa,” jelas Sumurung.

Untuk kompetensi kopi ini, pemerintah menunjuk SMK Tanjung Sari Sumedang. Di mana di SMK ini akan diajarkan semua hal tentang kopi.

Sehingga nantinya siswa mengetahui produk unggul kopi mulai grade A, B dan seterusnya. “Kalau ada satu daerah memiliki potensi sama, bisa belajar di SMK itu,” tukasnya.

Untuk Jawa Timur sendiri, kata Sumurung, sesuai usulan dari gubernur yang waktu itu masih dijabat Soekarwo atau Pakde Karwo, menunjuk SMK 5 Bojonegoro untuk kompetensi minyak dan gas (migas).

Juga satu lagi SMK Muhammadiyah Malang untuk kompetensi megatronik. Tapi ada juga usulan SMK 4 dan 11 Malang.

“Tapi pemerintah melihat SMK yang sudah advance tidak perlu diutak-atik karena mereka sudah bisa jalan sendiri. Kita hanya mengangkat SMK yang kondisinya masih setengah-setengah,” tandasnya.

Kurikulum kompetensi ini diakui Sumurung, disusun dengan beberapa kementerian terkait. Selain itu juga melibatkan industri.  Diakuinya, menggandeng industri ini sangat penting dilakukan agar nantinya bisa link and match.

“Kalau tidak melibatkan industri ya percuma. Kita ingin nantinya lulusan SMK ini bisa diserap industri dengan baik sesuai dengan kompetensinya,” tandasnya.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Hudiyono mengatakan suatu kebanggaan ada SMK di Jatim yang menjadi pilot project nasional untuk kompetensi kurikulum. “Jangan ada hambatan untuk keluar dari kurikulum yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia industri,” tukasnya.

Dengan kurikulum kompetensi ini, diharapkan bisa mencetak lulusan SMK khususnya di Jatim yang memiliki keterampilan spesifik.  end/ril

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry