LIGA : Pasca pertandingan Coach Budi Jo tak mampu menahan emosinya (Nanang Priyo / duta.co)

KEDIRI | duta.co – Meski dipastikan lolos Babak 8 Besar Liga II Nasional, namun bukan berarti anak-anak Persik Kediri tidak memberikan perlawanan sengit saat menjamu Sulut United di Stadion Brawijaya, Selasa (8/10).

Sejumlah peluang emas pun sebenarnya tercipta. Namun perlu diakui penampilan kiper tim tamu cemerlang. Beberapakali bola mampu diterkam dan ditangkap dengan baik, selebihnya menatap gawang dan tendang melenceng jauh dari mistar gawang.

Laga penutup akhir musim Liga II Wilayah Timur menyisakan rasa duka mendalam bukan hanya bagi Persikmania. Yang menyaksikan langsung laga menjamu Bogor FC Sulut United.

Peluang didapat Wimba Sutana, sang kapten Faris Aditama, pemain baru Romario dan para gelandang serang, tidak mampu menjebol jala dikawal Fery Bagus Kurniawan. Dengan rapat dikawal separo pemain lawan dengan berlapis.

Persik Tidak Beruntung

LIGA : Pertarungan sengit diberikan Persik Kediri saat menjamu Sulut United di Stadion Brawijaya (Nanang Priyo / duta.co)

Ketika Persik membutuhkan kemenangan, terpaksa menarik Wimba Sutan digantikan tenaga baru Iqmal Nur Samsu untuk memecah kebuntuan. Hal ini dilakukan, dikarenakan Septian Satria Bagaskara tidak bisa dimainkan karena cidera engkel kaki.

Namun, tak mampu menggempur pertahanan tim lawan digalang Yudi Khoerudin dkk. Hanya mampu mencetak satu gol dari aksi Krisna Bayu Otto, tidak mampu membalas dua gol dicetak Busari.

“Saya akui kita kurang beruntung dan mereka bermain cukup bagus, padahal kita menyerang selama 2 x 45 menit selama pertandingan,” terang Coach Budi Jo, sapaan akrab Pelatih Kepala Persik. Atas kemenangan ini, pelatih Sulut United, Ricky Nelson angkat bicara.

“Anak-anak kerja keras dan disiplin menjaga semua pergerakkan lawan, termasuk tidak memberikan kesempatan kepada Persik untuk mempergunakan lebar lapangan. Pemain kita pressing agar masuk ke tengah kemudian kita lakukan serangan balik,” ucapnya.

Memang, dua gol tercipta tim tamu berkat serangan balik dan karena bola pantulan, bukan atas skema serangan yang terbangun. Tidak hadirnya Dodi Alex Vandjin karena memperkuat Timnas U-23 serta Bagaskara, menjadikan PR khusus bagi Coach Budi Jo untuk mencarikan sosok pengganti.

Menyikapi aksi protes dilakukan sejumlah oknum Persikmania, Budi Jo menyatkan permintaan maaf namun fakta di lapangan, anak asuhnya tidak bermain pasif.

“Saya pikir kita bermain bola secara tim, jangan saling menyalahkan agar kita tetap kuat. Kita tetap bersama-sama dan saya pikir kita kurang beruntung saja dan sekali lagi yang saya bilang dari tadi. Bahwa kita harus akui Sulut lebih bagus daripada Persik,” ungkapnya. (rci/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry