SEMINAR : Peluang dan tantangan ekraf diharapkan membuka wawasan pelaku ekraf. (duta.co/faisal)

PROBOLINGGO | duta.co – Pemkot Probolinggo berupaya meningkatkan industry kecil melalui ekonomi kreatif (Ekraf). Sebab, ekraf menjadi pelopor kemajuan perekonomian bangsa. Karena itu, Bappeda Litbang Kota Probolinggo menggelar Seminar Pengembangan Ekonomi Kreatif di Daerah, Senin (18/11).

Asisten Pemerintahan Gogol Sujarwo mengatakan, pengembangan ekonomi kreatif, adalah sebuah inovasi untuk mendorong dan melestarikan budaya lokal serta dapat meningkatkan sumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Ia menjelaskan, ekonomi kreatif mempunyai aspek yang cerah dalam pengembangan usaha, khususnya bagi pelaku usaha yang ingin mengembangkan usahanya.

“Pemkot dalam hal ini telah berupaya memberikan peluang industri-industri kecil untuk pengembangan ekonomi kreatif. Kota Probolinggo memiliki potensi dan daya saing yang kuat melalui produk-produk industri unggulan terbaiknya, dan ditunjang SDM inovatif, “ jelasnya.

Era revolusi industri 4.0 menjadikan ekraf menjadi salah satu isu strategis yang layak mendapatkan perhatian untuk memenangkan persaingan global. Ditandai dengan terus dilakukannya inovasi dan kreativitas guna meningkatkan nilai tambah ekonomi.

“Saya apresiasi kepada para pelaku usaha yang telah berkontribusi terhadap perekonomian yang berbasis sumber daya terbarukan yang mendorong inovasi kreatif. Karena ekraf bersifat inklusif tanpa memandang latar belakang, usia, gender, lokasi geografis maupun pendidikan. Bahkan kelompok disabilitas pun dapat ambil bagian,” katanya.

Menggandeng narasumber dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur, Nurareni Widi Astuti dan dari Bojonegoro Creative Network (BCN) Radhinal Romadona, seminar itu berjalan aktif dengan Tanya jawab.

Peserta yang mengikuti seminar yang berlangsung sehari itu, diikuti sebanyak 100 orang, terdiri dari akademisi, bisnis, community, OPD terkait dan media.

Kepala Bappeda Rey Suwegtyo mengatakan, tujuan seminar menambah wawaswan dan memotivasi para pelaku ekraf untuk diaplikasikan sehingga dapat memberikan kontribusi ekonomi signifikan dan menciptakan iklim bisnis positif.

“Juga membangun kolaborasi dan sinergi dalam ekosistem ekonomi kreatif yang sehat dan menciptakan para pelaku ekonomi kreatif berkualitas dan membangun komitmen bersama dalam pengambangan ekraf,” katanya.

Perusahaan Ekraf  di Jatim Lebih Sejuta Unit

Kasubbid Koperasi, UMKM, SDA, Pariwisata BAppeda jatim Nurareni Widyastuti menjelaskan mengenai perekmbangan ekonomi kreatif di Jatim, baik peluang dan tantangannya.

Menurutnya, pekerja ekraf di Jatim sebanyak 2.460.868 orang. Jumlah perusahaan ekraf terbanyak di sektor kuliner, disusul kriya, fashion, penerbitan, fotografi, miskin dan kesenian. Total jumlah perusahaan ekraf se-Jatim sebanyak 1.495.148 unit.

“Di Kota Probolinggo jumlah pelaku ekraf 10.892 dengan jumlah terbanyak I sektor kuliner, fashion dan kriya,” ujarnya.

Dia menambahkan, sejauh ini peluang ekraf yakni keragaman produ, lembaga pembaiayaan, ekonomi digital dan dukungan emerintah. Sedangkan tantangan ekraf adalah masuknya produk asing, kurangnya akses teknologi informasi, dan rendahanya apresasisasi masyarakat terhadap pekerjaan kreatif. Selain itu, pengembangan SDE kreatif dan paying hokum belum optimal.

Narasumber dari BCN banyak sharing soal sejumlah komunitas yang ada di Bojonegoro, serta kegiatan dan usaha yang mereka lakukan berikut memberikan soluasi atas persoalan yang dihadapi. afa

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry