Sejumlah warga Dusun Bogor, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding menjejerkan wadah penampung air di depan rumahnya menunggu truk tangki dropping air dari Satlantas Polres Tuban.

TUBAN | duta.co – Kekeringan dan krisis air bersih akibat terdampak kemarau panjang dialami di sejumlah daerah di Kabupaten Tuban. Melalui program “Polantas Berbagi Setiap Hari,” Satlantas Polres Tuban kembali melakukan dropping air bersih untuk kebutuhan warga terdampak, Minggu (17/10/2021).

Dalam dropping kali ini sedikitnya delapan truk tangki air bersih dibagikan untuk warga Dusun Bogor, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding yang mengalami krisis air bersih terdampak kemarau panjang.

Kapolres Tuban, AKBP Darman saat dikonfirmasi menuturkan kekeringan dan krisis air bersih hampir setiap tahun terjadi di sejumlah daerah di Tuban terutama kawasan yang berada di dataran tinggi.

“Hari ini kami mendistribusikan air bersih dari rumah kerumah untuk warga terdampak kemarau, salah satunya di Dusun Bogor, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding,” terang Kapolres Tuban.

Perwira kelahiran Demak, Jawa Tengah ini juga menambahkan, dropping air akan terus dilaksanakan setiap hari selama musim kemarau dalam rangka program Polres Tuban berbagi setiap hari.

Pihaknya juga berharap pemerintah daerah bisa membantu permasalahan air bersih di sejumlah wilayah terutama saat musim kemarau.

“Karena musim kemarau sumber air yang selama ini digunakan warga Dusun Bogor ini tidak bisa mengaliri karena berada di dataran tinggi, yang akibatnya warga kekurangan air bersih, semoga dropping air bersih ini dapat membantu warga yang mengalami krisis air bersih,” ujar perwira alumni Akpol 2000 ini.

Kepala Desa Bektiharjo, Sumarlik mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Polres Tuban yang telah  membantu warga terdampak kemarau dengan melakukan dropping air bersih untuk warganya yang tinggal di Dusun Bogor.

Sumarlik menjelaskan sebelumnya warga Dusun Bogor memanfaatkan Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) untuk kebutuhan sehari-hari.

“Dulu ada Hippam, namun debit air dirasa kurang, karena kebutuhan masyarakat lebih banyak,” jelas Kades Sumarlik.

Dari pantauan duta saat truk tangki air datang sejumlah warga Dusun Bogor langsung berlarian dengan membawa wadah penampung air, seperti bak, jurigen bahkan ada yang berlarian sambil membawah drum untuk menampung air

“Air kan kebutuhan utama, buat mencuci mandi dan lainnya, mumpung ada bantuan dropping air, beli juga mahal,” terang Siti Musdhalifah, salah seorang warga Dusun Bogor, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding.

Musdhalifah juga mengungkapkan meski ada sambungan PDAM namun sudah hampir satu bulan, air PDAM tidak mampu naik mengalir hingga di rumahnya.

“Musim kemarau ya akhirnya pengeluaran dobel, selain harus bayar beban PDAM juga terpaksa beli air tangki, pertangkinya Rp. 120 ribu, karena air PDAM tidak kuat naik sampai daerah sini mas,” pungkasnya. (sad)