Rektor UMS, Dr dr sukadiono, MM (kiri) menunjukkan SK konsorsium untuk ‘berlaga’ di Malaysia. (duta.co/wiwiek)

SURABAYA | duta.co  – Dua belas Universitas Muhammadiyah di Indonesia membentuk konsorsium untuk mengelola kampus di Malaysia. Tidak tanggung-tanggung, konsorsium yang dibentuk Pengurus Pusat Muhammadiyah itu harus patungan untuk membeli saham sebuah universitas di Malaysia senilai Rp 150 miliar.

University Consortium Muhammadiyah Malaysia (UcMM) ini akan resmi dibuka pada tahun perkuliahan 2017 ini. Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) Dr. dr. sukadiono, MM mengungkapkan dengan hadirnya konsorsium ini sebagai bukti komitmen Universitas Muhammadiyah untuk go international.

“Di Malaysia itu sebenarnya untuk mengelola universitas terutama yang private university cukup mudah. Dan beruntung kami dipertemukan dengan kampus yang ingin orang lain mengelolanya. Gayung bersambut,” ujar Sukadiono di ruang rektor, Selasa (7/3).

Dengan adanya Universitas Muhammadiyah di Malaysia, diharapkan program 1000 doktor bagi dosen yang mengabdi di kampus-kampus milik Muhammadiyah bisa terwujud. Di mana, nantinya dosen-dosen yang hendak menempuh pendidikan S3 tidak perlu jauh-jauh ke negara Eropa atau Amerika. Cukup di Malaysia, kampus milik sendiri. Sehingga cost atau biaya kuliah bisa ditekan.

“Yang kita ambil alih itu ASIA eUniversity. Di Malaysia cukup punya nama. Sehingga kalau dosen kami menempuh pendidikan di sana, ya cukup kredibel dan memadai,” tandasnya.

Karena diakui Sukadiono, di kampus itu, memang lebih banyak mahasiswa yang menempuh pendidikan magister dan doktor. Sehingga kampus itu dilengkapi oleh laboratorium-laboratorium untuk S2 dan S3 cukup banyak. “Berbeda dengan di Indonesia, laboratorium untuk S1 nya yang sangat banyak. Sehingga menurut kami, kalau dosen kita sekolah di sana untuk doktor sangat memenuhi,” jelasnya.

Program 1000 doktoe itu memang menjadi target PP Muhammadiyah untuk para dosen yang mengabdikan diri di kampus-kampus Muhammadiyah di seluruh Indonesia dalam tiga tahun ke depan. Ini disiapkan untuk mencapai target di mana seluruh kampus milik Muhammadiyah empat tahun ke depan harus sudah mengantongi akreditasi A untuk lembaga.

Salah satu syarat untuk mencapai akreditasi A untuk lembaga itu, minimal harus memiliki dua dosen yang bergelar doktor untuk setiap program studi yang ada. “Di UMS sendiri kita butuh 50 doktor dalam tiga tahun ke depan. Karena sudah ada sebagian program studi yang memenuhi syarat dua doktor. Namun ada beberapa yang belum. Kita akan kirim mereka sekolah di kampus kita sendiri di Malaysia untuk program doktor itu,” tandasnya. end