Muhammad Thamrin Hidayat – FKIP PGSD

DI Indonesia pernah ada sekolah yang di sebut  Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). PPSP di Indonesia saat itu ada 8 yaitu di Jakarta, Bandung, Jogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Padang, dan Makassar.

Berdirinya PPSP sekitar tahun 1971 dan berakhir 1989. Sekolah PPSP menyediakan program umum agar menjadi warga negara yang baik. Semua anak  memiliki nilai-nilai dan sikap manusia Pancasila serta memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar yang cukup. Sekolah juga menyediakan mata pelajaran/keterampilan pilihan.

Selain itu  memberikan program pendidikan yang memuaskan bagi murid-murid untuk mencapai pendidikan  lanjut termasuk memberikan kepuasan kepada anak-anak kelompok cepat atau berbakat (gifted).

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Model pembelajarannya dengan menggunakan seperangkat modul. Kecepatan belajar siswa berdasarkan seberapa cepat siswa menyelesaikan perangkat modul yang sudah disediakan. Seperangkat modul terdiri dari: Lembaran Kerja Siswa (LKS), Lembaran Kerja, Kunci Lembaran Kerja, Lembaran Tes, Lembaran jawaban Tes, Kunci Lembaran jawaban.

Perangkat modul di atas adalah perangkat pokok, tetapi ada beberapa tambahan yang di buat oleh masing-masing sekolah, diantaranya modul remedial dan modul pengayaan. Agar guru dapat mengajarkan modul sesuai alur pembelajaran, telah disediakan pula Petunjuk Guru.

Petunjuk Guru berisi penjelasan topik yang dibahas , jenis kegiatan belajar dan perangkat alat-alat yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Apabila siswa telah menjalani tes, mereka sendiri pula yang memeriksa hasil tesnya. Dengan perangkat modul, siswa mendapatkan lebih banyak kesempatan   untuk belajar sendiri atau yang dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

Peran guru hanya menyiapkan situasi belajar yang sesuai dengan topik yang ada. Tetapi tidak melepas begitu saja siswa belajar, apabila siswa tidak mengerti atau ragu ragu dalam mengerjakan Lembaran Kerja Siswa, maka guru memiliki kewajiban untuk membantu, bahkan guru harus peka bila ada siswa mengalami kebingungan dalam mengerjakan Lembaran Kerja. Guru segera mengadakan remidial sesegera mungkin apabila ditemukan kesalahan.

Sesuai dengan model pembelajaran mandiri, maka tidak jarang pula siswa ijin untuk meninggalkan kelas karena sudah bisa menyelesaikan beberapa modul lebih cepat dari pada modul yang disiapkan.

Misalnya modul yang disediakan harus diselesaikan dalam 3 jam pelajaran, namun siswa tersebut dalam waktu 2 jam dan tuntas. Tuntas dalam artian mendapatkan nilai  85 atau lebih. Bila nilai yang di dapatkan kurang dari 85, maka menempuh remidial (perbaikan).

Kita semua tahu bahwa di dalam populasi siswa kurang lebih 10% adalah siswa kelompok cepat. Dengan demikian pada akhirnya mereka kelompok cepat akan menyelesaikan modul kurang dari satu tahun. Oleh sebab itu di PPSP ada kelas kelompok cepat, yaitu sekolah 3 tahun hanya ditempuh dalam 2 tahun.

PPSP mengelola jenjang sekolah dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Waktu tempuh di Sekolah Dasar hanya 5 lima tahun. Sedangkan bila siswa sebagai kelompok cepat maka sekolah dari SD, SMP sampai SMA hanya ditempuh 9 tahun.

Karena siswa kelompok cepat menempuh SMP hanya dalam 2 tahun, demikian pula di SMA. Komulatif sejak SD sampai SMA ditempuh : 5+2+2= 9 tahun. Mungkin para pembaca meragukan kematangan mereka bila masuk sekolah SD umur 6 tahun, maka masuk perguruan tinggi umur 16 tahun. Menurut pengalaman hal itu tidak ada pengaruhnya.

Karena lulusan PPSP semua dalam pelacakan kelulusan tidak ada masalah ditingkat lebih atas atau di perguruan tingginya. Bahkan ada yang sudah mencapai Guru besar dalam usia masih mudah. Bagaimana dengan karakter mereka? Memang awalnya dikhawatirkan siswa kelompok cepat merasa dirinya lebih (kelompok eksklusif) dari kelompok sedang dan lambat. Untuk menghilangkan hal itu, siswa kelompok cepat di tugasi sebagai peer tutoring (tutor sebaya) bagi kelompok lambat dan sedang.

Dengan demikian mereka masih dapat bergaul dan menyayangi siswa kelompok sedang dan lambat. Sekolah menerapkan mastery learning (belajar tuntas). Sayang sampai saat ini tidak ada sekolah yang menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan modul dan “MAJU BERKELANJUTAN TAK TERBATAS” untuk menampung siswa kelompok cepat. Sekolah Sistem Kredit Semester yang ada sekarang, sangat berbeda dengan maju berkelanjutan dari PPSP. Sekian Semoga bermanfaat. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry