BANJIR BANDANG : Bencana alam menerjang empat desa yakni Kedaton, Lawang Kedaton, Andung Sari dan Andung Biru, di Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur akhir tahun 2018 lalu. (duta.co/dok)

PROBOLINGGO | duta.co – Desa di Kecamatan Tiris merupakan daerah bencana. Menjelang musim hujan, dibentuk Kampung Siaga Bencana (KSB).

Menurut Bupati Tantri, bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, non alam maupun faktor manusia yang mengakibatkan timbulnya korban manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda.

“Untuk menangani dampak dari kejadian bencana harus dilaksanakan oleh seluruh komponen, baik pemerintah, lembaga swasta dan masyarakat untuk berperan aktif dalam penanggulangan bencana,” katanya.

Menurutnya, Kecamatan Tiris merupakan daerah rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin putting beliung. Pada tahun 2018 yang lalu di daerah Tiris tepatnya di Desa Andungbiru terjadi banjir dan tanah longsor dalam 1 tahun terjadi 2 kali yang mengakibatkan banyak korban, tempat tinggal, sekolah, jembatan putus bahkan ada korban jiwa 1 orang.

“Alhamdulillah, dengan kerja sama, kebersamaan dan kesigapan aparat, Tagana (Taruna Siaga Bencana) dan partisipasi masyarakat dapat dengan baik. Dukungan pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana mulai dari pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan sekolah, pakaian dan logistik selama pemulihan, pasca bencana, perbaikan jembatan yang putus, perbaikan sarana dan prasarana sekolah serta ojek gratis untuk siswa tidak mampu,” tegasnya.

Dia menambahkan, penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja melainkan harus melibatkan semua pihak. Oleh karena itu pemerintah daerah sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur yang telah memilih Kecamatan Tiris menjadi Kampung Siaga Bencana (KSB).

“Kecamatan Tiris untuk ditetapkan menjadi Kampung Siaga Bencana (KSB) sangatlah tepat, karena wilayah dan daerahnya riskan dan rawan bencana. Dengan diadakan kegiatan Kampung Siaga Bencana (KSB) diharapkan meningkatkan kapasitas masyarakat lebih siap untuk menghadapi kerentanan dan resiko bencana sehingga masyarakat yang tinggal di daerah bencana dapat melakukan penanggulangan dengan tepat, cepat dan tanggap dengan semangat gotong royong,” pungkasnya. (afa)