JOMBANG | duta.co – Keinginan Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab membatasi kumpul-kumpul orang, tidaklah mudah. Sejak Kamis (26/3/2020) kemarin, Kabupaten Jombang oleh bupati dinyatakan sebagai daerah darurat Covid-19. Tidak boleh ada yang santai-santai saja.
Tetapi, faktanya, sampai hari ini, ada yang masih menggelar rapat dengan melibatkan banyak orang. Di Kecamatan Peterongan, misalnya, sejak kemarin digelar rapat, meski temanya di antaranya sosialisasi Covid-19. Hari ini kabarnya diteruskan dengan agenda APBDES.
“Ya! Hari ini, Jumat (27/3/2020) dilanjutkan dengan pembahasan APBDES. Kemarin melibatkan bidan desa dan kepala puskesmas dari 14 desa. Ya deg-degan juga, tapi kabarnya ditunda,” demikian disampaikan salah satu undangan kepada duta.co, Jumat (27/3/2020).
Sementara Bupati Jombang sudah bergerak cepat. Ini lantaran penyebaran Covid-19 di kota santri ini juga begitu sangat kencang. Mulai Kamis (26/3/2020) Jombang dinyatakan darurat Covid-19. Ada empat (4) pesan Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab.
Pertama, Jombang dinyatakan sebagai daerah darurat Covid-19, mulai tanggal 26 Maret 2020 sampai dengan tanggal 29 Mei 2020. Kedua, Tidak boleh mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang menyebabkan berkumpulnya massa, baik di tempat umum maupun di rumah sendiri.
Ketiga, Dalam suasana mendesak yang sulit dihidari, maka, kegiatan yang melibatkan banyak orang agar (harus) menjaga jarak, dan wajib mengikuti prosedur pencegahan dan penyebaran Covid-19.
Keempat, Jangan terpengaruh dan menyebarkan berita-berita yang tidak jelas sumbernya, sehingga dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Harus disadari, hampir seluruh pergerakan atau penyebaran virus ini, adalah akibat dari kontak (dekat) manusia. Jika ini tidak bisa dihindari, maka, Jombang pun akan kewalahan dengan gerakan virus tersebut.
Mengapa? Karena di Jombang sekarang banyak pendatang dari Jakarta. Misalnya, pedagang bakso pulang, terus TKW (Tenaga Kerja Wanita), TKI (Tenaga Kerja Indonesia) juga pulang kampung. Terus orang-orang dari Malang, Yogyakarta, Solo juga pulang dan mereka menjadi ODR. Apalagi diberitakan, Covid-19 di Jombang sudah menembus angka 260 orang dalam resiko (ODR), 26 orang dalam pengawasan (ODP) dan 3 pasien dalam pengawasan (PDP). (mky)