“Luruskan barisan perjuangan. Jangan hanya lurus shaf dalam shalat. Sungguh, kesatuan barisan adalah modal penguatan eksistensi agama.”
Oleh: Prof Dr Moh Ali Aziz, MAg*

Hadirin Yang Terhormat,

DALAM lima belas menit ke depan, saya akan menyampaikan khutbah idul fitri dengan judul ”Kaya dan Berkarya di Britania Raya.”

Sebelum menguraikan topik ini, izinkahlah saya menyampaikan ucapan selamat kepada muslim di UK (United Kingdom red.), khususnya muslim Indonesia yang tinggal di UK, ”Salamunqaulan min rabbir rahim (QS. 36: 58) (terimalah ucapan selamat dari Allah, Tuhan yang Maha Pengasih melalui para malaikat).”

Salam itu diberikan atas prestasi bapak/ibu dan saudara-saudara yang telah menjalankan puasa, shalat tarawih dan witir, membayar zakat, infaq, sedekah, membaca Al Qur’an, dan mengadakan acara berbuka puasa di berbagai lokasi untuk membangun keakraban dan keberkahan bersama warga Indonesia dan warga UK, bahkan bersama non-muslim. Semoga semua ibadah yang agung itu diterima Allah SWT. Amin.

Kita juga bersyukur, setelah berikhtiar selama 30 tahun, Ramadan tahun ini kita telah memiliki Masjid Indonesia Islamic Centre (IIC) London, dan telah kita awali penggunaannya dengan berbuka bersama dan shalat tarawih. Semoga siapa pun yang merintis, atau berperan, sekecil apa pun dalam pembangunan masjid IIC itu diganti keringat dan infaknya dengan wewangian surga dan rizki yang melimpah dan berkah. Mari kita gelorakan semangat melanjutkan pembangunan masjid IIC itu dengan bertakbir tiga kali: Allahu Akbar Akbar.

Hadirin Yang Terhormat,

Keberadaan kita di UK ini merupakan takdir Allah. Bukan terjadi secara kebetulan. Paling tidak, kita harus mensyukuri takdir itu dengan usaha meraih 4K: kaya hati, kaya harta, kaya ilmu, dan kaya wawasan.

Hadirin, ketika kita melihat gelandangan dan pengemis di beberapa lorong jalan di London, kita harus bersyukur. Tidak ada satu pun di antara mereka orang Indonesia. Nabi SAW mengajarkan, lihatlah orang yang lebih menderita dari kita, agar kita semakin pandai bersyukur. Orang yang bersyukur itulah orang yang kaya hati, berhati ceria dan pasti dicintai Allah.

Nabi SAW juga membuat ukuran kebahagiaan secara sederhana. ”Siapa pun yang sehat badannya, gembira hatinya dan memiliki persediaan makan sehari itu, maka ia telah menguasai dunia.” Jika kita bisa makan sehari, dan tidak mengharap belas kasih orang, maka kita sudah termasuk orang kaya.

Hadirin, tidak sedikit di antara pekerja Indonesia yang berhasil mengubah nasib di negeri ini. Dari yang semula serba kekurangan menjadi berkecukupan, bahkan ada yang berlebih. Bisa membantu pembangunan masjid, sekolah, panti asuhan di tanah air. Bisa membiayai anak, bahkan sanak famili ke sekolah dan ponpes sampai sarjana, sampai hafal Al Qur’an. Mereka juga bisa memberangkatkan orang tuanya untuk umrah dan haji, dan sebagainya. Kita harus mengapresiasi mereka yang bisa memanfaatkan kelebihan hartanya untuk pengembangan agama, dan berbagi kebahagiaan bersama.

Raihlah pounsterling sebanyak-banyaknya di UK. Hiduplah dengan sederhana. Jangan berfoya-foya, agar bisa lebih banyak lagi orang yang kita bebaskan dari penderitaan, kebodohan dan kemiskinan.

Kepada mereka yang berhasil, perbanyaklah syukur dan sujud. Jangan sekali-kali meninggalkan shalat lima waktu dan jangan melanggar larangan agama. Gembiralah, jangan mengeluh dan merasa kurang terus menerus agar nikmat itu tidak dicabut Allah.

Allah mengulang-ulang peringatan-Nya kepada kita sampai 31 kali dalam satu surat Ar-Rahman, ”fa biayyi a-la-i rabbikuma tukazdziban” (mengapa engkau ingkari sekian banyak nikmat Allah?). Bahagiakan pula keluarga kita. Jangan sampai kecukupan finansial menjadi penyebab rusaknya moral. Jagalah keutuhan keluarga. Jangan sampai kecukupan penghasilan justru berujung kondisi keluarga yang berantakan. Raihlah kebahagiaan dengan memperbanyak syukur dan menghargai skecil apapun kebaikan keluarga dan siapapun di sekitar kita, termasuk yang beda etnis dan agamanya dengan kita. Itulah mengapa saya datang jauh-jauh dari Indonesia menyampaikan kajian dan praktek Terapi Shalat Bahagia selama saya berada di UK Ramadan ini.

Bagi teman-teman yang belum beruntung atau menghadapi persoalan yang belum ada solusi, bersabarlah. Kita doakan dari mimbar ini, ”Allahumma la tada’ lana hamman illa farrajtah,” (wahai Allah, Engkau pasti, pasti Maha Kuasa memberi jalan keluar untuk siapa pun saudara kami yang sedang bersedih).

Hadirin Yang Terhormat,

Sungguh sayang beribu sayang, jika kita berada di negara yang kaya iptek seperti UK ini, tapi tidak bisa mengambi iptek itu secara maksimal. Wahai saudaraku, para pelajar Indonesia, raihlah semua iptek di negeri ini untuk masa depan pribadi dan tanah air tercinta, Indonesia. Apalagi yang belajar di UK atas biaya negara. Yakinilah janji Allah dalam Surat Al Mujadalah ayat 11, bahwa orang yang beriman, berilmu dan berwawasan luas akan ditempatkan di panggung terhormat di dunia dan akhirat karena sumbangsih keilmuan dan cahaya akhlaknya.

Mengapa ayat pertama Al Qur’an yang diturunkan pada bulan Ramadan berbunyi, ”Iqra’ bismi rabbik” (bacalah dengan nama Tuhanmu). Mengapa perintah meneliti harus dikaitkan dengan nama Tuhan. Itu berarti sebuah perintah agar semua hasil penelitian itu harus bisa menambah keimanan dan kedekatan kepada Tuhan. Bukan sebaliknya, sebagaimana musibah yang menimpa beberapa orang yang berubah menjadi ateis atau non- muslim setelah mendalami ilmu pengetahuan. Jadilah pribadi yang kaya ilmu dan kaya spiritual, bukan krisis spiritual.

Hadirin, dalam keilmuan agama, kita amat bersyukur dan bangga melihat teman-teman pekerja dan pelajar yang lebih mahir membaca Al Qur’an dan menguasai keilmuan Islam justru ketika berada di UK daripada ketika di tanah air. Itulah keberkahan, bahwa UK telah menjadi madrasah atau pondok pesantren besar bagi kita. Saya juga mengapresiasi siapa pun yang telah bertobat dari maksiat, bahkan sekarang menjadi pegiat agama yang tangguh di UK.

Hadirin Yang Terhormat,

Sekarang saya mengajak hadirin untuk mengamati hal-hal positif dalam kehidupan di UK. Belajarlah dari mereka kejujuran, ketepatan waktu, kesopanan, hormat terhadap perbedaan, semangat membantu orang tanpa membedakan latarbelakang agama dan etnis. Kita harus pandai mengambil pelajaran yang baik dari siapa pun, termasuk dari orang atheis dan non-muslim. Bahkan dari hewan sekalipun. Orang bijak berkata, ”Khudzil hikmah walau min fami kalbin (ambillah pelajaran walau dari mulut anjing).

Hadirin Yang Terhormat,

Cukupkah kita hidup sebagai muslim dengan 4K (kaya hati, kaya harta, kaya ilmu, dan kaya wawasan)? Tidak. Kita harus memanfaatkan empat kekayaan itu untuk berkarya dimana pun kita berada. Bukan hanya kesalehan pribadi, tapi juga kesalehan sosial. Bukan hanya beretorika tapi perlu karya nyata. Berkaryalah untuk kejayaan tanah air berbekal keilmuan dan wawasan yang telah kita peroleh dari UK ini. Tunjukkan dunia bahwa kita mampu dan berkomitmen tinggi untuk percepatan Indonesia menjadi negara maju makmur dan berperadaban tertinggi.

Juga berkaryalah semaksimal mungkin untuk menjaga persaudaraan, tolong menolong, dan saling peduli keimanan dan akhlak sesama warga Indonesia di UK. Gaungkan Islam yang bercorak santun Indonesia, rahmatan lil alamin di negeri ini. Selama kita di UK, kita menggendong dua status besar yang harus kita junjung tinggi di pundak kita, yaitu sebagai muslim dan sebagai orang Indonesia. Jika menjadi muslim terbaik, maka kita telah mengharumkan Islam dan Indonesia. Dan itu pasti menjadi magnit besar masyarakat UK untuk mempelajari Islam dan Indonesia. Itulah dakwah tanpa kata. Nabi SAW diikuti banyak manusia sejagad bukan karena ceramahnya semata, tapi lebih banyak disebabkan oleh keharuman akhlaknya. Beliau adalah the living Qur’an.

Jangan menjadi muslim shummum, bukmun, umyun. Atau muslim B3 (Budek, Bisu, Buta). Budek artinya tuli terhadap nasihat keagamaan. Bisu artinya hanya diam, kikir berbagi ilmu pengetahuan. Buta artinya tidak mau tahu apa yang terjadi dalam lingkungannya, khususnya perjuangan keislaman. Orang bijak berpesan, ”wa fi ayyi ardhin tatha-u wa anta tus-alu ’an Islamiha” (di mana pun bumi engkau injak, engkau akan ditanya Allah tentang apa karyamu dalam pengembangan agama). Di UK bagian manapun kita berada, kita wajib tampil sebagai muslim teladan dan pencerah agama.

Hadirin Yang Terhormat,

Sebagai penutup, saya komandokan dari mimbar ini, ”Sawwu shufufakum, fa-inna taswiyatas shufufi min iqamatid din” (Luruskan barisan perjuangan. Jangan hanya lurus shaf dalam shalat. Sungguh, kesatuan barisan adalah modal penguatan eksistensi agama).

Jagalah persatuan dan kebersamaan. Pegang teguh firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran [3]: 103, ”wa’tashimu bihabillahi jami-an wala tafarraqu” (Pegang eratlah agama Allah, dan 8 jangan berpecah belah). Jangan sekali-kali merasa paling benar, atau paling suci, atau paling pintar, atau paling berjasa, atau merasa satu-satunya pemegang kunci surga. Itulah kecongkaan, dan surga tidak diizinkan menerima kahadiran orang yang dalam hatinya terlintas kesombongan, meskipun hanya sebesar atom.

Perbedaan itu sebuah keniscayaan. Lihatlah taman bunga. Ia justru indah karena aneka warna bunga yang berdampingan dengan kemesraan. IIC harus kita jadikan simbol kekompakan dan kebersamaan dalam perjuangan. Dan, alhamdulillah telah kita buktikan bersama. Seperti pesan iklan: lanjutkan, pertahankan, dan wariskan.

*Prof Dr Moh Ali Aziz, M.Ag adalah Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Trainer Terapi Shalat Bahagia (malzis@yahoo.com). Khutbah Idul Fitri disampaikan di Wisma Nusantara KBRI London, tanggal 21 April 2023, pkl 09.00 (15.00 WIB) berdasar hasil rukyat hial Masjid Sentral London)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry