Gus Yasin (kjiri) dan Habib Rizieq Shihab (FT/NET)

SURABAYA | duta.co – Pernyataan sikap Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), H Ahmad Helmy Faishal Zaini, sebagaimana diunggah nu.or.id – tentang diskriminasi Inggris terhadap Timnas Indonesia di All England 2021 — menjadi perbincangan serius warga nahdliyin di sejumlah grup whatsapp (WA).

Tidak sedikit nahdliyin yang menyoal, mengapa PBNU tidak mengkritisi proses persidangan Habib Rizieq Shihab (HRS) yang dinilai sangat diskriminatif, melebihi perlakuan Inggris di All England 2021?

“Betapa banyak nahdliyin yang menyoal, mempertanyakan diamnya PBNU terhadap proses persidangan Habib Rizieq di PN Jakarta Timur. Semua tahu ini sangat diskriminatif. Kalau dibanding perlakuan Inggris di All England 2021, diskriminasi hukum terhadap Habib Rizieq, jauh lebih parah,” demikian disampaikan Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), Tjetjep Muhammad Yasin kepada duta.co, Minggu (21/3/21)

Dalam berita nu.or.id berjudul “Timnas Bulutangkis Dipaksa WO di All England, PBNU: Banyak Kejanggalan dan Tak Adil” itu, Sekjen PBNU, H Ahmad Helmy Faishal mengatakan: “Banyak kejanggalan dan informasi yang tidak terbuka sehingga keputusan untuk memaksa WO (walkover) para pebulutangkis Indonesia tampak didasarkan pertimbangan yang tidak adil sehingga sangat merugikan Indonesia,” tegas Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini, kepada NU Online, Jumat (19/3) pagi.

Menurut Gus Yasin, panggilan akrab Tjetjep Muhammad Yasin, urusan Timnas Bulutangkis itu bukan domain PBNU. PBNU tidak perlu ikut ribut. Bahwa ada perlakuan diskriminasi dari Inggris, itu urusan Menpora, sudah ada Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali.

“PBNU tidak perlu ikut kepo (knowing every particular object – mengetahui setiap objek tertentu), sementara ada ulama didhoilimi, diam saja. Terus terang, banyak nahdliyin kecewa dengan sikap diam PBNU terhadap kasus Habib Rizieq ini,” terangnya.

Masih menurut alumni PP Tebuireng Jombang ini, NU adalah jamiyyah para ulama. Dan, NU itu, terangnya, menurut Hadhrotus Syekh KH M Hasyim Asy’ari sebagaimana tercantum dalam qanun asasi NU, adalah jam’iyyatu ‘adlin, wa amanin, ma ishlahin, wa ikhsanin.

“Sejalan dengan perintah Kanjeng Nabi, bahwa, sesungguhnya, jika manusia melihat orang dhalim, lantas tidak mencegahnya, maka hampir-hampir Allah menimpakan azab secara menyeluruh kepada mereka semua. Jadi PBNU harus peka terhadap ketidakadilan. Kalau pun tidak suka dengan Habib Rizieq, tetap tidak boleh mendiamkan kedholiman. Janganlah kebencianmu membuat kamu menutup mata atas kedholiman,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry