Keterangan foto Tempo.co

SURABAYA | duta.co – Demo mahasiswa PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menolak penetapan tersangka Imam Nahrawi, menjadi perhatian keluarga besar muassis (pendiri) NU.

Tak terkecuali, ajakan Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar kepada warga NU, dinilai sudah terkontaminasi kepentingan politik praktis.

“Saya benar-benar kasihan melihat aksi PMII ke Gedung KPK. Ngelus dada rasanya, kok ya tidak paham, bahwa, kebijakan KPK itu dalam rangka menegakkan hukum, pemberantasan korupsi. Ini menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia,” tegas H Agus Solachul A’am, putra KH Wahib Wahab Chasbullah kepada duta.co, Sabtu (28/9/2019).

Menurut Gus A’am, panggilan akrabnya, hiruk pikuk PMII yang menolak penetapan tersangka Imam Nahrawi, menandakan mereka tidak paham arus besar perubahan. Tidak mengikuti akal sehat. “Mestinya mereka berada satu gerakan, satu komando untuk perubahan Indonesia yang lebih baik. Ironisnya, ada ketua NU yang menakut-nakuti dengan alasan ditunggangi dan lain sebagainya,” jelasnya.

Gus A’am (kiri) dan meme KH Marzuki Mustamar

Gus A’am pun menyebut seruan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar melalui berbagai meme di media sosial. Seperti diberitakan duta.co, orang nomor satu di NU Jatim ini, turut bersuara soal kondisi bangsa saat ini, termasuk gelombang demo besar-besaran yang terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia.

Kiai Marzuki mengingatkan mahasiswa agar lebih berhati-hati dalam menyuarakan tuntutan. Jangan sampai aksi menyerukan anti korupsi disusupi bahkan ditunggangi oleh kelompok tertentu.

“Mahasiswa jangan ditumpangi, mahasiswa jangan dibayar. Mahasiswa harus mandiri. Ingat kamu itu dibayari orang tuamu, jangan sampai disusupi ideologi tertentu,” tegasnya di Kantor PWNU Jatim, Jl masjid Al Akbar Surabaya, Selasa (24/9/2019).

Ikuti Akal Sehat

Lebih lanjut ia menegaskan, bahwa, negara harus diurus dengan jelas, status hukum harus jelas. Hukum menjadi panglima tertinggi. Penegakan hukum dan memerangi korupsi harus dilakukan.

“Tapi awas, kadang-kadang istilah itu begitu populer di tengah masyarakat dan dielu-elukan perang korupsi. Kadang ditumpangi oleh kepentingan asing di tumpangi dengan ideologi tertentu Kita tidak tahu ideologi tertentu menyelinap dan itu merusak bangsa dan mengancam ideologi negara,” imbaunya.

Ditanya soal potensi penumpang gelap, penunggangan aksi seperti disampaikan Ketua PWNU Jatim, Gus A’am justru balik bertanya: “Gerak saja tidak, dari mana Anda tahu ada penumpang gelap? Akal sehat ini lebih dari cukup untuk menjawab bahwa kondisi bangsa ini karut marut. Kecuali orang yang haus kekuasaan, butuh ‘jaminan’, sehingga tertutup, tidak melihat ada ancaman serius terhadap pelemahan KPK, serta ancaman masa depan bangsa,” jelasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry