TUBAN | duta.co – Sedikitnya sebelas desa dari empat kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban terendam banjir, akibat luapan debit air kali kening, Brangkal, Parengan, yang tidak mampu terbendung. Selain hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Tuban hingga beberapa jam, banjir kali ini diperparah akibat air kiriman

Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Sudarmaji, Kamis (1/12/2022) menuturkan meluapnya air kali kening yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo disebabkan tingginya curah hujan diwilayah Blora dan Pati dan Rembang, Jawa Tengah. Akibat tingginya luapan air kali kening sejumlah masyarakat korban banjir dievakuasi.

“Petugas BPBD dilapangan dibantu petugas lainnya baik dari Kepolisian, TNI dan relawan saat ini masih melakukan evakuasi terhadap warga terdampak banjir, terutama diwilayah Kecamatan Parengan yang menjadi  daerah banjir yang paling parah,” terang Sudarmaji.

Saat disinggung berapa jumlah rumah yang terendam banjir Kalaksa BPBD Tuban ini belum berani memastikan, mengingat focus petugas yang ada dilapangan saat ini adalah melakukan evakuasi terhadap korban terdampak banjir yang terjebak atau masih tinggal di rumahnya.

“Kami fokus kewarga terdampak untuk melakukan evakuasi, terutama di kawasan Parengan yang menjadi daerah paling parah, hal ini kita lakukan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Warga yang terdampak banjir sementara diungsikan di sanak keluarga yang rumahnya lebih aman. Terkait jumlah rumah yang terendam banjir kami masih melakukan inventarisir berapa jumlah pastinya,” ujarnya

Sementara itu, Kades Selogabus, Parengan, Idrus Rasyidi mengatakan desanya menjadi salah satu wilayah yang terdampak banjir akibat luapan kali kening, bahkan ketinggian banjir sudah mencapai satu meter mengenangi pemukiman warga hal tersebut tidak lepas dari geografis wilayah Desa Selogabus yang terbilang rendah.

“Sedikitnya ada sekitar 175 Kepala Keluara (KK) yang terdampak banjir. Akan tetapi warga masih memilih bertahan untuk selamatkan hewan ternak dan harta benda,” ucapnya.

Kepala Desa Selogabus ini menceritakan desanya mulai kemasukan luapan air kening sekitar pukul 08.00 WIB. Luapan air sungai tidak kunjung surut bahkan cenderung makin meninggi. Ia juga mengatakan rencananya pihak Pemdes akan memberikan bantuan makan malam dibagikan kepada warga terdampak yang masih bertahan di rumahnya

“Kami akan mendirikan dapur umum, agar nanti bisa kirim makanan jadi kelokasi banjir yang berada di Dusun Pulo terpaksa nanti kita kirim dengan jalan kaki, wilayah tersebut tidak bisa dilalui motor maupun mobil dikarenakan ketinggian banjir sudah tinggi,” jelasnya.

Dari data yang diterima duta, sementara terdapat 11 desa dari 4 kecamatan terdampak banjir luapan air Kali Kening. Kecamatan Parengan menjadi daerah terparah, sedikitnya ada 8 desa yang terdampak banjir,  Brangkal, Kumpolrejo, Cengkong, Margosari, Sembungrejo, Parangbatu, Suciharjo dan Selogabus. Sedangkan tiga desa lainnya merupakan Desa Sugihan, Kecamatan Jatirogo, Desa Sidorejo, Kecamatan, Kenduruan dan Desa Kedungjambangan Kecamatan Bangilan. (sad)